DOLAR yang pulang kandang ke AS, sejak Maret hingga September 1983, berjumlah US$ 14,6 milyar. Menurut Bank for Inernational Settlements (BIS) di Basel, Swiss pekan lalu, volume baliknya dolar pada periode itu cukup kecil bila dibandingkan tahun 1981 yang US$ 38,7 milyar. Tingginya perbedaan suku bunga dolar Eropa dengan pasar di AS memang jadi sebab utama terjadinya repatriasi dolar tadi. Pada tahun 1981, perbedaan bunga kredit itu mencapai 1,4%, tapi tahun lalu tinggal 0,2%. Kata pejabat BIS, tidaklah benar kembalinya dolar ke AS itu berkaitan dengan menguatnya mata uang itu ataupun membesarnya defisit neraca perdagangannya. Tapi hal itu berkaitan dengan ketidakpercayaan bank memberikan kredit ke negara berkembang. Di bagian lain, BIS menyebutkan bahwa deposito anggota OPEC, termasuk Indonesia, di pelbagai bank naik kembali jadi US5 2,2 milyar. BIS pada hakikatnya merupakan institusi tempat bercokolnya para bankir dunia - termasuk Paul Volker, gubernur Federal Reserve Bank, AS - yang jika perlu bisa memberikan pinjaman penyangga (bridging loan).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini