Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Indonesia Alami Inflasi 1,55 Persen, Sri Mulyani: Ini Hal yang Baik

Sri Mulyani mengatakan terjaganya level inflasi di Indonesia juga tercermin dari indeks konsumsi masyarakat yang memperlihatkan optimisme.

12 Desember 2024 | 17.56 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Lapak bawang merah di pasar Induk Kramatjati. Jakarta, 2 Desember 2024. Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin mengatakn bawang merah memberi andil inflasi sebanyak tiga kali sepanjang 2024, yaitu di bulan Februari, April, dan November. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tingkat inflasi di Indonesia pada bulan November di angka 1,55 persen secara tahunan atau year on year (yoy) sudah cukup baik. Menurutnya, angka inflasi sesuai dengan keinginan pemerintah untuk menaikkan daya beli masyarakat dengan memastikan lonjakan harga barang tidak terlalu tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Ini merupakan hal yang baik karena sesuai dengan tujuan kita untuk menjaga daya beli di masyarakat yang tidak boleh tergerogoti oleh harga-harga yang meningkat,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA di kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Rabu, 11 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sri Mulyani melanjutkan, bila dibandingkan dengan beberapa negara-negara lain yang tidak mampu menurunkan tingkat inflasi hingga di bawah level 2 persen. Bahkan negara seperti Argentina dan Turki yang tidak mampu menahan laju inflasi yang melonjak drastis. Maka, kondisi inflasi di Indonesia sudah relatif lebih baik.

“Banyak negara maju menggunakan level (inflasi) 2 persen, ini adalah level dari inflasi yang dianggap masih mampu menciptakan optimisme,” ucapnya.

Sementara itu, untuk core inflation atau inflasi inti tercatat berada di level 2,3 persen. Menurut Sri Mulyani, hal ini menjadi bukti bahwa masih ada pertumbuhan dari sisi permintaan yang membuat level dari inflasi inti bisa meningkat.

Mantan Direktur Bank Dunia tersebut menjelaskan, terjaganya level inflasi di Indonesia juga tercermin dari indeks konsumsi masyarakat yang memperlihatkan optimisme. Selain itu, indeks penjualan riil pada bulan November juga meningkat tipis sebesar 1,7 persen yoy.

“Namun kita harus tetap waspada karena disrupsi dan tekanan memang tidak mudah pada saat ini,” katanya.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat perekonomian Indonesia pada November 2024 mengalami inflasi 0,30 persen secara bulanan atau month to month (mtm). Pelaksana tugas Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan inflasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan Oktober 2024.

Illona Estherina ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus