Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Ekonomi

Berita Tempo Plus

Penyebab Indonesia Masih Bergantung pada Aluminium Impor

Indonesia mengimpor 700 ribu ton bauksit per tahun. Penghiliran yang jalan di tempat.

4 April 2024 | 00.00 WIB

Suasana proyek pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Phase 1 di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, 20 Maret 2024. ANTARA/Jessica Wuysang
Perbesar
Suasana proyek pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Phase 1 di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, 20 Maret 2024. ANTARA/Jessica Wuysang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Indonesia membutuhkan sekitar 1 juta ton aluminium per tahun.

  • Inalum sedang membangun Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.

  • Aluminium merupakan bahan baku yang potensial dalam mengurangi dampak negatif lingkungan.

PENGGUNAAN aluminium untuk berbagai jenis industri membuat permintaan terhadap logam tersebut tetap tinggi. Saat ini, Indonesia membutuhkan sekitar 1 juta ton aluminium per tahun. Sedangkan fasilitas pengolahan atau smelter bauksit di dalam negeri hanya mampu menghasilkan 250 ribu ton aluminium per tahun. Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan industri, Indonesia masih bergantung pada alumunium impor.

Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Julian Ambassadur Shiddiq, mengatakan produksi aluminium domestik rendah karena jumlah smelter bauksit stagnan. “Saat ini yang berproduksi hanya smelter milik PT Indonesia Asahan Aluminium alias Inalum,” katanya, kemarin, 3 April 2024.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus