Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bojonegoro - Para pengelola industri rumahan dan toko roti, mengeluhkan mahalnya harga telur ayam yang mencapai Rp 30 ribu per kilogram. Pelbagai cara dilakukan, seperti memperkecil ukuran atau menaikkan harga jajanan terutama yang berbahan dasar telur.
Di Bojonegoro, industri rumahan yang menggunakan bahan dasar telur, memproduksi beberapa aneka makanan olahan yaitu roti dan kue. Makanan olahan ini diproduksi tiap hari, yang bertahan satu hari hingga lebih dari satu pekan, terutama kue-kue kering.
Baca juga: Penyebab Harga Telur di Kediri Naik hingga Rp 26 Ribu per Kg
Nyonya Syafik, 32 tahun, perajin roti dan kue kering asal Kecamatan Sugihwaras, Bojonegoro, mengeluhkan harga telur yang naik hingga Rp 30 ribu per kilogram. Meski demikian, adonan roti buatannya, tidak akan dikurangi takarannya. “Takaran adonan roti tetap,” ujarnya pada Tempo Selasa, 10 Juli 2018.
Dia berharap harga telur segera turun karena dikhawatirkan berdampak pada harga-harga lain. ”Moga cepat turun,” imbuhnya.
Tetapi, ada juga cara yang dilakukan industri rumahan untuk mensiasati naiknya harga telur. Misalnya, ukuran jajanan dan rotinya diperkecil tetapi tanpa mengurangi adonan bahan dasarnya. Atau juga, harga jajanan dan rotinya dinaikkan tetapi tanpa merubah ukurannya.
Seperti roti bolu gulung yang biasanya seharga Rp 21 ribu per lembar naik menjadi Rp 25 ribu per lembarnya.”Yang bahan bakunya naik,” ujar Nur, seorang pengelola toko roti dan minuman di Jalan Panglima Sudirman, Bojonegoro.
Harga daging ayam dan telur bukan ras (buras) naik drastis di Kabupaten Bojonegoro dan sekitarnya. Di beberapa pasar tradisional di Bojonegoro, seperti Pasar Banjarejo, Pasar Besar Kota, Pasar Sumberejo harga ayam potong dan telur buras naik.
Harga ayam potong dari sebelumnya Rp 29-30 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp 38 ribu per kilogram. Sedangkan untuk telur buras dari sebelumnya Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 28 ribu perkilogram.
Dinas Perdagangan Kabupaten Bojonegoro menyebutkan, suplai barang—terutama telur buras—terlambat masuk ke Bojonegoro. Selama ini, telur buras sebagian besar di datangkan dari Kabupaten Blitar bagian selatan, Tulungagung dan dari Kabupaten Kediri. ”Stok telur ayam terlambat datang,” ujar Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Bojonegoro, Agus Hariyana pada Tempo, Senin 9 Juli 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini