Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
COST overrun atau pembengkakan biaya proyek infrastruktur kembali hangat diperbincangkan, terutama oleh warganet. Isu ini kembali mencuat setelah Kementerian Keuangan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Penjaminan Pemerintah untuk Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat antara Jakarta dan Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti diketahui, proyek kereta cepat yang segera beroperasi itu mengalami pembengkakan biaya proyek, dari semula Rp 86,67 triliun menjadi Rp 114,24 triliun. Cost overrun kereta cepat disebabkan oleh penambahan sejumlah komponen biaya dan penyelesaian proyek yang molor. Beban biaya kereta cepat tak hanya soal ongkosnya yang mahal. Bunga utang yang sebesar 3,4 persen pun dianggap masih memberatkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan beban sebesar itu, ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance, Rizal Taufiq Rahman, mengatakan pengelolaan kereta cepat bisa saja diambil alih oleh Cina apabila Indonesia gagal membayar utang untuk biaya proyek tersebut.
Lalu, sebetulnya apa yang dimaksudkan dengan cost overrun atau pembengkakan biaya pada sebuah proyek? Berikut ini penjelasannya.
Pengertian Cost Overrun
Cost overrun merupakan manajemen rencana untuk menjelaskan situasi dan biaya aktual melebihi anggaran semestinya selama pekerjaan berlangsung. Estimasi biaya awal biasanya memang telah direncanakan, tapi sering kali rencana biaya tersebut tidak cukup dan penyelesaian proyek membutuhkan lebih banyak uang. Keadaan ini kerap terjadi dalam berbagai proyek, seperti konstruksi, teknologi, dan bisnis.
Risiko cost overrun dapat terjadi di mana pun, yang biasanya disebabkan oleh kesalahan estimasi biaya, lambatnya pelaksanaan, fluktuasi harga tinggi, biaya tenaga kerja, dan perubahan regulasi. Pembengkakan biaya berdampak serius pada pengerjaan karena mempengaruhi profitabilitas proyek secara keseluruhan.
Pekerja menyelesaikan pembangunan stasiun kereta cepat Jakarta-Bandung di kawasan Halim, Jakarta, 14 Juni 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Penyebab Cost Overrun
Berikut ini beberapa penyebab pembengkakan biaya atau cost overrun pada proyek.
1. Perubahan Lingkup Proyek
Penyebab utama terjadinya pembengkakan biaya adalah perubahan lingkup pekerjaan. Beberapa perubahan itu misalnya kebutuhan fitur baru, perluasan proyek, kebutuhan sumber daya tambahan, hingga tambahan bahan baku baru yang sangat dibutuhkan. Perubahan lingkup yang tidak diatasi dengan baik bakal menyebabkan cost overrun cukup tinggi.
2. Kesalahan Perencanaan dan Estimasi
Perencanaan yang tidak teliti dan estimasi yang kurang akurat bisa membuat pengeluaran proyek membengkak. Cost overrun adalah kesalahan anggaran biaya dalam sebuah pekerjaan dan menyebabkan kenaikan biaya.
3. Masalah Konstruksi dan Pelaksanaan
Kendala teknis atau konstruksi yang tidak diantisipasi juga menyebabkan biaya tambahan. Umumnya, cost overrun yang dipicu oleh persoalan ini berupa kerusakan peralatan yang membuat jadwal pengerjaan proyek terlambat.
4. Inflasi
Selain karena faktor internal, cost overrun bisa dipicu oleh faktor eksternal, seperti inflasi. Sebab, kenaikan harga bahan bangunan, harga bahan bakar, dan ongkos tenaga kerja akan membuat biaya proyek meningkat pesat. Apalagi pada proyek-proyek besar dengan jangka waktu panjang.
5. Perubahan Regulasi dan Hukum
Peraturan atau hukum memang selalu berkaitan dengan proyek. Sebab, persyaratan baru dapat mengubah perubahan desain dan standar hingga membuat proyek harus mengikuti perubahan regulasi dan hukum baru.
6. Ketidakpastian Risiko
Risiko tidak terduga dapat menyebabkan pembengkakan biaya. Kenaikan biaya pun bisa membuat proyek mengalami ketidakpastian hingga menyebabkan munculnya masalah baru dan harus segera dihadapi.
7. Kinerja Kontraktor dan Mitra Kerja
Kerja sama yang buruk antara kontraktor, subkontraktor, dan mitra kerja juga dapat menyebabkan pembengkakan biaya, termasuk pekerjaan yang tak memenuhi standar, hingga berujung keterlambatan penyelesaian proyek.
NUR QOMARIYAH