Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Istri TNI Nyinyir di Media Sosial, Alasan Ada Unggahan Negatif

Beberapa istri TNI menjadi sorotan menyusul unggahan nyinyir di media sosial soal penusukan Wiranto. Pakar ungkap pemicunya.

15 Oktober 2019 | 09.31 WIB

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Perbesar
Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar tentang pencopotan jabatan beberapa anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih hangat diperbincangkan publik. Seperti yang banyak disiarkan, hal tersebut terjadi lantaran istri mereka yang nyinyir tentang kasus penusukan Wiranto di media sosial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Melansir dari situs Psychology Today, ucapan negatif di media sosial bisa disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya dari segi unjuk gigi karena status sosial yang tinggi. Psikolog dari Universitas Texas di Amerika Serikat, William Lynch, mengatakan bahwa mereka merasa lebih superior sehingga bebas mengatakan apapun juga. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Mereka bisa saja kaya atau populer. Ini menjadi senjata untuk melontarkan kalimat negatif dan menjatuhkan orang lain yang lebih rendah derajatnya dibanding mereka,” katanya.

Alasan lain juga bisa berupa kerinduan akan hiburan. Lynch mengatakan bahwa banyak orang merasa bosan dengan waktu senggang. Untuk mencari kebahagiaan di era teknologi ini, mereka pun menggunakan media sosial untuk mengintimidasi orang lain. 

“Mereka tertarik untuk bersenang-senang dan menertawakan orang lain. Jika korban merespons, justru menjadi tanggapan terbaik bagi mereka,” jelasnya.

Terakhir, mereka yang sering melontarkan kalimat negatif di media sosial bisa disebabkan oleh keinginan untuk balas dendam. Lynch menjelaskan bahwa terkadang banyak orang yang menyaksikan korban intimidasi. Karena merasa tidak ada cara lain untuk mengejar keadilan, mereka pun membalas dendam dengan melakukan hal serupa. Sayangnya, ini bukan hal yang benar untuk dilakukan.

“Karena ini hanya akan melanggengkan siklus intimidasi dan ketakutan yang sama,” katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus