Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (Jasa Marga) buka suara atas kabar Salim Group yang akan mengakuisisi Tol Trans Jawa (TTJ). Penjelasan ini disampaikan melalui surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 27 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya pada hari yang sama, BEI telah meminta Jasa Marga untuk memberikan penjelasan atas pemberitaan yang beredar di media massa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Corporate Secretary and Chief Administration Officer Jasa Marga Nixon Sitorus mengatakan kabar ini berawal dari pemberitaan di salah satu media nasional atas tanggapan resmi perseroan mengenai investor yang terpilih dan jumlah saham yang diakuisisi oleh investor tersebut. Sebelumnya, akusisi itu dikabarkan akan dilakukan oleh Filipina Metro Pacific Tollways Corporation (MPTC). Pengembang jalan tol di Filipina ini terafiliasi dengan Salim Group melalui First Pacific Company Ltd.
Nixon menyebut, perseroan belum bisa mengungkapkan identitas para calon mitra strategis, sebagai bagian dari confidentiality agreement dan non-disclosure agreement. "Mengingat, proses equity financing PT Jasa Marga Trans Jawa Tol (JTT) bersifat privat," katanya melalui surat kepada BEI.
Dia juga menyampaikan tujuan perseroan melakukan divestasi JTT. Saat ini, Jasa Marga memiliki 5 proyek jalan tol yang masih dalam tahap pembebasan lahan dan proses konstruksi. Mulai dari Jalan tol Jakarta-Cikampek II Selatan, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo, Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi dan Jalan Tol Akses Patimban. Total panjang jalannya sekitar 400 kilometer.
Nixon melanjutkan, proses equity financing JTT dianggap strategi yang tepat untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan meningkatkan kesinambungan finansial, agar dapat membangun ketahanan perseroan. Perseroan juga akan mendapatkan sumber pendanaan berbasis ekuitas, baik untuk pengembangan jalan tol baru, memperkuat struktur permodalan, serta tetap menjaga tingkat solvabilitas perseroan dalam kondisi yang sehat.
Namun, hingga kini Jasa Marga masih belum bisa menyampaikan perkembangan proses divestasi karena sifatnya privat. "Kami hanya dapat menyampaikan bahwa perusahaan mencari mitra strategis yang kredibel, yang secara jangka panjang mampu memahami, mengapresiasi, dan mencari nilai investasi jangka panjang melalui aset PT JTT."
Saat ini, kerja sama investasi antara Jasa Marga dengan calon mitra strategis dalam program equity financing PT JTT masih berjalan. Prosesnya ditargetkan selesai pada tahun ini.
"Perseroan masih akan tetap mempertahankan posisi sebagai pemegang saham mayoritas di PT JTT, sehingga perseroan masih akan memegang kendali penuh terhadap pengelolaan pengoperasian Jalan Tol Trans Jawa," kata Nixon.