Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Jokowi Beri Sinyal PPKM Berakhir Tahun Ini, Apindo: Kegiatan Ekonomi akan Lebih Tinggi

Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan sinyal PPKM akan dicabut merupakan kabar baik.

21 Desember 2022 | 17.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga beraktivitas pada Car Free Day di Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 20 November 2022. Kasus Covid-19 akhir-akhir ini menunjukkan kenaikan, khususnya di Jawa dan Bali maka PPKM Level 1 diperpanjang. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Hariyadi Sukamdani merespons Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang memberi sinyal untuk mencabut segala pembatasan sosial akibat Covid-19, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM. Menurut Hariyadi, itu tentu merupakan kabar baik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kalau nanti diumumkan menjadi endemi sudah tidak menjadi pandemi tentu akan sangat baik karena ekonomi kita kan kemarin sempat turun sampai minus 5 persen lebih karena kegiatan masyarakat dihentikan karena PPKM,” ujar Hariyadi di kantor Apindo, Jakarta Selatan, pada Rabu, 21 Desember 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sehingga, kata Hariyadi, jika diumumkan sudah tidak ada PPKM, itu adalah konfirmasi pemerintah terhadap situasi normal. “Jadi ini akan direspons mudah-mudahan dengan kegiatan ekonomi yang lebih tinggi lagi,” ucap dia.

Sinyal tersebut disampaikan Jokowi dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia menyusul kasus harian yang sudah semakin melandai. "Mungkin nanti akhir tahun, kita akan menyatakan berhenti PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), PPKM kita," kata Jokowi, Rabu, 21 Desember 2022.

Jokowi juga kembali bercerita soal dirinya yang pernah menolak kebijakan lockdown. Saat varian Delta masuk ke Indonesia, kasus harian mencapai 56 ribu. "Saat itu saya ingat hampir 80 persen menteri menyarankan saya untuk lockdown, termasuk masyarakat," kata dia.

Tapi kalau kebijakan lockdown itu diambil, Jokowi yakin kondisi Indonesia akan lebih buruk dibandingkan saat ini yang cenderung bisa bertahan. "Kalau itu kita lakukan saat itu, mungkin ceritanya akan lain saat ini," kata dia.

Lalu muncul lagi varian Omicron, di mana kasus harian tembus 64 ribu saat puncaknya. Jokowi menyebut dirinya masih mengingat bagaimana Indonesia saat itu kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga kesehatan, stok oksigen untuk pasien tidak ada, hingga pasien menumpuk di rumah sakit.

"Untung kita saat itu masih tenang, tidak gugup, tidak gelagapan," kata Jokowi. Sehingga, dia mengklaim situasi yang sangat sulit tersebut dapat dikelola dengan baik.

Kini, Jokowi menyebut kasus harian sudah turun ke angka 1.200. Situasi yang kian terkendali ini yang membuat dia berencana untuk mengakhiri PPKM. "Situasi seperti itu harus kita ingat betapa sangat sulitnya," kata dia.

Moh. Khory Alfarizi

Moh. Khory Alfarizi

Menjadi wartawan Tempo sejak 2018 dan meliput isu teknologi, sains, olahraga hingga kriminalitas. Alumni Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, program studi akuntansi. Mengikuti program Kelas Khusus Jurnalisme Data Non-degree yang digelar AJI Indonesia pada 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus