Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Hariyadi Sukamdani merespons Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang memberi sinyal untuk mencabut segala pembatasan sosial akibat Covid-19, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM. Menurut Hariyadi, itu tentu merupakan kabar baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau nanti diumumkan menjadi endemi sudah tidak menjadi pandemi tentu akan sangat baik karena ekonomi kita kan kemarin sempat turun sampai minus 5 persen lebih karena kegiatan masyarakat dihentikan karena PPKM,” ujar Hariyadi di kantor Apindo, Jakarta Selatan, pada Rabu, 21 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sehingga, kata Hariyadi, jika diumumkan sudah tidak ada PPKM, itu adalah konfirmasi pemerintah terhadap situasi normal. “Jadi ini akan direspons mudah-mudahan dengan kegiatan ekonomi yang lebih tinggi lagi,” ucap dia.
Sinyal tersebut disampaikan Jokowi dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia menyusul kasus harian yang sudah semakin melandai. "Mungkin nanti akhir tahun, kita akan menyatakan berhenti PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), PPKM kita," kata Jokowi, Rabu, 21 Desember 2022.
Jokowi juga kembali bercerita soal dirinya yang pernah menolak kebijakan lockdown. Saat varian Delta masuk ke Indonesia, kasus harian mencapai 56 ribu. "Saat itu saya ingat hampir 80 persen menteri menyarankan saya untuk lockdown, termasuk masyarakat," kata dia.
Tapi kalau kebijakan lockdown itu diambil, Jokowi yakin kondisi Indonesia akan lebih buruk dibandingkan saat ini yang cenderung bisa bertahan. "Kalau itu kita lakukan saat itu, mungkin ceritanya akan lain saat ini," kata dia.
Lalu muncul lagi varian Omicron, di mana kasus harian tembus 64 ribu saat puncaknya. Jokowi menyebut dirinya masih mengingat bagaimana Indonesia saat itu kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga kesehatan, stok oksigen untuk pasien tidak ada, hingga pasien menumpuk di rumah sakit.
"Untung kita saat itu masih tenang, tidak gugup, tidak gelagapan," kata Jokowi. Sehingga, dia mengklaim situasi yang sangat sulit tersebut dapat dikelola dengan baik.
Kini, Jokowi menyebut kasus harian sudah turun ke angka 1.200. Situasi yang kian terkendali ini yang membuat dia berencana untuk mengakhiri PPKM. "Situasi seperti itu harus kita ingat betapa sangat sulitnya," kata dia.