Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menceritakan pertemuan antara Presiden Joko Widodo alias Jokowi dengan Ketua Eksekutif World Economic Forum (WEF) Klaus Schwab di Istana Negara. Menurut Sri Mulyani, salah satu yang dibahas adalah teknologi artificial intelligence atau kecerdasan buatan (AI).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami membahas mengenai pentingnya integrasi isu kecerdasan buatan dalam diskusi-diskusi ekonomi,” ujar dia dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @smindrawati pada Selasa, 5 September 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bahkan tahun depan, Sri Mulyani melanjutkan, Jokowi akan diundang dalam WEF pada Januari 2024, di mana isu mengenai AI akan menjadi salah satu topik prioritas untuk dibahas. “Wah, menarik sekali ya,” kata Sri Mulyani.
Selain itu, kata bendahara negara yang mendampingi pertemuan tersebut, Klaus Schwab mengaku memiliki kepercayaan yang besar terhadap ASEAN. Khususnya soal pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut. Selain Sri Mulyani, Jokowi juga didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Sekretariat Negara Patikno.
Sebelumnya Jokowi juga bertemu dengan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva dan Presiden Bank Dunia Ajay Banga. Dengan IMF, Jokowi membahas situasi ekonomi global dan perlemahan pertumbuhan ekonomi dunia.
Lebih dari 90 negara dunia yang mengalami kesulitan ekonomi
Selain itu soal situasi lebih dari 90 negara dunia yang mengalami kesulitan ekonomi dan keuangan, serta semakin terbatasnya sumber daya dunia untuk dapat membantu negara-negara tersebut.
Sementara dengan Bank Dunia yang dibahas adalah soal reformasi sistem keuangan global. Jokowi yakin bahwa Presiden Banga menyadari berbagai kritik pada Bank Dunia, termasuk oleh Sekretaris Jenderal PBB terkait kurangnya perhatian pada kepentingan negara berkembang.
“Indonesia dan negara berkembang lain menaruh harapan besar kepada Anda untuk wujudkan sistem keuangan global yang lebih adil bagi semua, terutama bagi negara berkembang,” ujar Jokowi seperti yang dituliskan Sri Mulyani dalam unggahannya lainnya.
Menurut Jokowi, saat ini situasi ketidakpastian global berpengaruh terhadap pembangunan di negara berkembang. Untuk itu, kepala negara memandang perlu adanya kolaborasi lintas pemangku kepentingan untuk menghadapi situasi tersebut.
“Saya ingin jajaki potensi kolaborasi Bank Dunia dengan Indonesia dan ASEAN untuk jawab tantangan tersebut,” kata Jokowi.