Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyoroti ketersediaan bahan baku yang minim pemanfaatan sebelum adanya proyek Dimethyl Ether (DME) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Pembangunan proyek hilirisasi batu bara ini diharapkan mampu menciptakan nilai tambah produk pertambangan batu bara di dalam negeri.
"Kita ini yang punya raw material batu bara tapi yang buka lapangan kerja malah negara lain. Bila proyek ini berproduksi mampu menekan subsidi dari APBN sekitar Rp 7 triliun. Apalagi kalau semua LPG sudah distop dan pindah ke DME, ini bisa memperbaiki necara dagang. Neraca transaksi berjalan kita," katanya dalam keterangan rilis Kementerian ESDM, Senin, 24 Januari 2022.
Jokowi mengatakan, keberadaan proyek DME Tanjug Enim mampu menekan impor LPG hingga satu juta ton per tahun dengan produksi DME 1,4 juta ton per tahun, sehingga meningkatkan ketahanan energi nasional.
Proyek DME mampu menyerap tenaga kerja 10.600 orang pada tahap konstruksi dan 8.000 orang pada tahap operasi, menambah investasi asing hingga sekitar US$ 2,1 miliar (investasi awal yang dilakukan 100 persen oleh Air Product).
Selain itu, menghemat cadangan devisa hingga Rp 9,14 triliun per tahun pada harga rata-rata LPG 637,3 US$ per MT (menggunakan basis rata-rata HIP LPG 2021).
"Kalau ada lima investasi seperti yang ada di hadapan kita ini 70 ribu lapangan pekerjaan akan tercipta, itu yang langsung yang tidak langsung biasanya dua sampai tiga kali lipat," ucap Jokowi.
Pemanfaatan DME sebagai bahan bakar energi memiliki keunggulan seperti mudah terurai di udara, sehingga tidak merusak ozon.
Selanjutnya, nyala api yang dihasilkan lebih stabil, tidak menghasilkan polutan particulate matter (PM), dan nitrogen oksida (NOx), serta mengandung sulfur dan pembakaran lebih cepat dari LPG.
Karena itu, Jokowi memerintahkan seluruh jajaran terkait untuk memastikan proyek hilirasi DME bisa selesai dalam jangka waktu 30 bulan dan menjadi proyek percontohan untuk diaplikasikan di lokasi lain yang memiliki kelebihan deposit batubara.
"Jangan ada mundur-mundur lagi dan kita harapkan nanti setelah di sini selesai. Dimulai lagi di tempat lain karena ini hanya bisa menyuplai Sumsel dan sekitarnya, kurang lebih 6 jutaan KK,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa negara memiliki deposit batubara yang jauh dari cukup kalau hanya untuk urusan DME.
Proyek hilirisasi batu bara menjadi DME telah ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional sesuai Perpres No.109 Tahun 2020. Perjanjian proyek ditandatangani dengan kapasitas 1,4 juta ton di Tanjung Enim pada 10 Desember 2020 dan Cooperation Agreement (CA) tercatat pada 11 Februari 2021. Sementara itu, Cooperation Agreement Amendment (CAA) dan Conditional Processing Service Agreement (Conditional PSA) pada 10 Mei 2021 di Los Angeles, USA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MUTIA YUANTISYA
Baca juga: Airlangga: Anggaran Pembangunan Tahap I Ibu Kota Negara Rp 45 Triliun
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini