Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sepanjang tahun 2022, Tempo mencatat emiten (perusahaan yang menerbitkan saham ke publik) - emiten yang menarik perhatian. Mulai dari emiten yang melakukan pembayaran dividen interim terbesar tahun ini hingga emiten yang gonjang-ganjing karena baru melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia atau BEI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sepanjang tahun ini ada tercatat 51 emiten melakukan pembayaran dividen interim kepada para pemegang sahamnya untuk tahun buku Desember 2022, tapi PT Indo Tambangraya Megah Tbk atau ITMG menjadi yang terbesar, diikuti PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) dan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS). Pembagian dividen interim merupakan salah satu indikasi bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik.
Sementara, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) menjadi dua perusahaan yang meraih dana IPO terbesar sepanjang 2022. Berikut emiten-emiten menarik perhatian sepanjang tahun 2022 yang dirangkum Tempo:
1. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), perusahaan sektor tambang batu bara menempati deretan teratas emiten dengan nilai pemberian dividen interim per saham tertinggi. ITMG menempati urutan pertama emiten pemberi dividen interim per saham tertinggi mencapai Rp4.128,00 per lembar saham. Pembayaran dividen interim itu dilakukan pada 22 November 2022.
Dividen tersebut mewakili 65 persen dari Laba Bersih Perseroan yang dilaporkan sepanjang semester pertama 2022. Berdasarkan laporan keuangan ITMG sampai dengan September 2022, ITMG mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$2,61 miliar naik sekitar 97 persen dari periode yang sama atau year-on-year (yoy). Sampai dengan September 2021, ITMG membukukan pendapatan sebesar US$1,32 miliar.
2. PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR)
Selanjutnya ada BSSR yang memberikan dividen interim sebesar Rp1.147,72 per lembar saham kepada para pemegang sahamnya. Pembayaran dividen interim tersebut dilakukan dalam dua tahap pada tahun ini. Dividen interim pertama dibagikan pada 30 September 2022 dan yang kedua dilakukan pada 30 Desember 2022.
Sampai dengan kuartal ketiga 2022, BSSR berhasil membukukan kenaikan laba bersih hingga 91,2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau year on year menjadi sebesar US$197 juta. Kenaikan laba bersih terdorong oleh kenaikan penjualan sebanyak 66,9 persen ke US$723,28 juta, bersumber dari peningkatan penjualan ke pihak ketiga sebesar US$643 juta dan penjualan ke pihak berelasi US$80,38 juta.
Selanjutnya: emiten batu bara, menduduki peringkat ketiga ...
3. PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS)
Kemudian, masih dari emiten batu bara, GEMS menduduki peringkat ketiga dengan mebagikan dividen interim sepanjang tahun buku 2022 sebesar Rp1.068,27 per lembar saham kepada pemegang saham. Dividen tersebut dibagikan dalam tiga tahap, pertama pada 21 Juni 2022 yang sebesr Rp297,39 per lembar saham. Tahap kedua pada 21 September 2022 sebesar Rp505,75 per lembar saham. Sedangkan tahap ketiga pada 17 November 2022 sebesar Rp265,13 per lembar saham.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan di Bursa Efek Indonesia, sampai dengan September 2022 GEMS mencetak pendapatan dari kontrak dengan pelanggan mencapai US$2,06 miliar naik 96,19 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$1,05 miliar. Pendapatan penjualan terbesar diraih dari penjualan ke luar negeri atau ekspor senilai US$1,50 miliar, dan di dalam negeri sebesar US$562,12 juta.
4. PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP)
Di posisi keempat masih dari emiten baru bara yakni MBAP yang menebar dividen interim tahun buku 2022 sebesar Rp1.030,00 per lembar saham. Dividen tersebut telah dibagikan pada 3 Oktober 2022.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal ketiga tahun 2022 yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI) pendapatan dari kontrak dengan pelanggan naik 84,8 persen menjadi US$366,06 juta. Angka itu ditopang oleh peningkatan penjualan kepada pihak berelasi, Brooklyn Enterprise Pte Ltd sebesar 264 persen menjadi US$142,5 juta. Senada, penjualan kepada pihak ketiga yakni, KCH Energy Co Ltd juga meningkat 137 persen menjadi US$126,37 juta.
5. PT United Tractors Tbk (UNTR)
Selanjutnya, di posisi kelima ada emiten sektor perindustrian yaitu UNTR yang membayarkan dividen interim senilai Rp818,00 per lembar saham pada 24 Oktober 2022. Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2022, UNTR ini mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp91,5 triliun atau meningkat 58 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp57,82 triliun.
6. PT Bayan Resources Tbk (BYAN)
Kemudian BYAN yang memberikan dividen interim dengan nilai total Rp468,51 per saham dan akan dibagikan pada 5 Januari 2023. Dalam laporan keuanganya, BYAN mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$1,62 miliar, naik 148,96 persen year on year. Kinerja itu sejalan dengan peningkatan pendapatan perseroan dari US$1,74 miliar menjadi US$3,34 miliar pada 9 bulan pertama 2022.
7. PT Indo Kordsa Tbk (BRAM)
Adapun emiten barang konsumen nonprimer BRAM berada di posisi ketujuh dengan membagikan dividen interim sebesar Rp300 per lembar saham. Nilai tersebut telah dibayarkan pada 19 Oktober 2022. Total dividen interim yang dibagikan BRAM mencapai Rp135 miliar atau setara Rp300 per saham untuk 450 juta saham.
8. PT Adaro Energy Tbk (ADRO)
Posisi terakhir delapan emiten pembagi dividen interim terbesar tahun ini masih berasal dari sektor batu bara, yakni ADRO yang menebar dividen interim tahun buku 2022 sebesar Rp249,68 per lembar saham. Dividen tersebut akan dibagikan pada 13 Januari 2023. ADRO mencatatkan lonjakan pertumbuhan laba bersih dan pendapatan hingga kuartal ketiga 2022.
Pendapatan usaha bersih ADRO naik menjadi US$5,9 miliar atau setara Rp92,2 triliun (kurs Jisdor Rp15.596 per dolar AS) di sembilan bulan 2022. Pendapatan ADRO ini naik 130 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$2,56 miliar. Sedangkan laba inti yang naik 262 persen menjadi US$2,3 miliar, dari US$644 juta pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan laba inti ini dikarenakan harga yang tinggi dan keunggulan operasional yang berkelanjutan.
Meningkatnya pendapatan tersebut, membuat laba bersih ADRO meningkat mencapai US$2,16 miliar, atau setara Rp33,8 triliun. Laba bersih ini meningkat 366 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$465,2 juta.
9. PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY)
Selain emiten pembagi dividen interim terbesar tahun ini, ada pula JSKY yang menarik perhatian karena kini berstatus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Permohonan JSKY dikabulkan melalui putusan PKPU No. 308/Pd.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga Jkt.Pst, pada 22 Desember 2022 lalu.
Majelis Hakim memutuskan beberapa hal dalam putusannya. Pertama adalah menerima permohonan PKPU dari JSKY. Kedua, menyatakan JSKY dalam keadaan PKPU sementara. Berikutnya, menunjuk Hakim Pengawas dari Hakim Pengadilan Niaga pada PN Jakpus untuk mengawasi proses PKPU JSKY sebagai termohon.
Putusan itu juga menunjuk dan mengangkat Yudhi Bimantara sebagai pengurus PKPU proses PKPU atau selaku kurator dalam hal JSKY dinyatakan pailit. Adapun Hakim Pengawas akan melaporkan perkembangan yang dicapai selama proses PKPU dalam rapat permusyawaratan Hakim pada 3 Februari 2022.
Berdasarkan data RTI, mayoritas saham JSKY dipegang oleh investor publik sebanyak 1,32 miliar (1.323.841.793) saham atau setara 65,14 persen. Komposisi pemegang saham terbanyak kedua dipegang oleh PT AJ Adisarana Wanaartha sebesar 413,31 juta (413.316.700) saham atau setara 20,33 persen.
Namun, ketika melihat daftar pemegang saham di atas 5 persen per 1 November 2022, nama Belvin tidak lagi tercatat pada saham JSKY. Dalam daftar tersebut, nama Belvin hanya tercatat sebagai pemegang saham PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk. (BSML) dengan 109.769.300 saham atau setara 5,94 persen.
Masih dalam data yang sama, tercatat masih ada saham JSKY yang dipegang oleh Wanaartha melalui Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha sebanyak 413,31 juta (413.316.700) saham atau setara 20,33 persen. Kemudian Mirae Asset Sekuritas Indonesia juga masih menggenggam 203.352.927 saham atau setara 10 persen.
10. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
GOTO resmi menjadi perusahaan yang sahamnya masuk dalam perdagangan di papan utama Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham GOTO tahun ini. Startup gabungan Gojek dan Tokopedia itu tercatat menjadi emiten pendatang baru dengan perolehan dana IPO terbesar sepanjang 2022 mencapai Rp13,73 triliun. GOTO itu melepas 40,62 miliar lembar dengan harga Rp338 per saham. Adapun saham GOTO dicatatkan di BEI pada 11 April 2022.
Ringkasan prospektus IPO menyebutkan GOTO melepas 52 miliar saham baru dalam rangka pelaksanaan IPO ini, atau setara 4,35 persen dari total modal disetor dan ditempatkan. Harga saham perdana ditawarkan di kisaran Rp316-Rp346 sehingga target perolehan dana sebanyak banyaknya senilai Rp17,99 triliun. Di tengah dinamika bursa, khususnya untuk emiten teknologi, GOTO juga menerapkan opsi greenshoe untuk menjaga stabilisasi harga saham pasca-IPO.
Dalam menerapkan skema greenshoe, GoTo menetapkan sampai dengan sebanyak-banyaknya 15 persen dari jumlah saham yang ditawarkan pada saat IPO, atau 7,8 miliar saham, yang akan diambil dari saham treasuri. Jika skema greenshoe ini dilakukan dan terlaksana secara optimal, maka total saham GoTo yang beredar di publik sebanyak-banyaknya 59,825 miliar lembar saham.
GOTO juga menjadi emiten yang gonjang-gonjing, karena melakukam pemutusan hubungan kerja atau PHK kepada 1.300 karyawan atau 12 persen dari tenaga kerjanya. Pemangkasan ini dilakukan di seluruh negara operasional GoTo, antara lain Indonesia, India, Singapura dan Vietnam.
11. PT Global Digital Niaga Tbk (BELI)
Setelah GOTO, emiten pendatang baru dengan perolehan dana IPO terbesar sepanjang 2022 adalah ecommerce Blibli atau dengan kode BELI dengan perolehan dana segar mencapai Rp7,10 triliun. Perusahaan e-commerce tersebut melepas saham sebanyak 17,77 miliar lembar dengan harga IPO Rp450 per saham. Emiten tersebut mencatatkan sahamnya pada 8 November 2022.
Jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO Blibli berhasil dimaksimalkan hingga mencapai batas atas sebanyak 15,00 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum saham perdana. Penawaran umum saham perdana ini mendapat dukungan dan minat yang kuat dari berbagai investor domestik dan internasional. Bahkan antusiasme investor dinilai berhasil mencatatkan tingkat kelebihan permintaan (oversubscription) yang mencapai 4,4 kali lipat pada penjatahan terpusat.
Dana hasil penawaran umum ini akan digunakan Blibli untuk melunasi utang kepada BCA sebesar Rp 2,75 triliun dan ke BTPN senilai Rp 2,75 triliun. Sementara itu, sisa dana IPO akan digunakan Blibli dan entitas anak sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha perseroan. Rinciannya, sekitar 57 persen digunakan oleh Blibli dan 43 persen akan digunakan untuk PT Global Tiket Network (GTNe).
12. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA)
Emiten BUKA juga menjadi emiten yang menarik perhatian. Ecoomerce itu mencatatkan peningkatan kinerja hingga sembilan bulan 2022. Pendapatan dan laba bersih emiten berkode saham BUKA ini tumbuh hingga kuartal ketiga 2022 sebesar 92 persen dari sembilan bulan 2021 menjadi Rp2,58 triliun, dari Rp1,34 triliun.
Pendapatan Mitra pada sembilan bulan 2022 tumbuh sebesar 191 persen dari sembilan bulan 2021 menjadi Rp1,44 triliun. Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan BUKA menunjukkan peningkatan dari 43 persen menjadi 53 persen pada kuartal ketiga 2022. Bukalapak membukukan laba operasional sebesar Rp3,5 triliun hingga kuartal ketiga 2022, atau mengalami peningkatan sebesar 391 persen dari rugi operasional sebesar Rp1,21 triliun secara tahunan atau year on year.
MOH KHORY ALFARIZI | BISNIS
Baca: Kaleidoskop 2022: 10 Tokoh Ekonomi Bisnis Kontroversial Sepanjang Tahun
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini