Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kalimantan Utara Berminat Membeli Pesawat N219 Nurtanio

Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara menyatakan minatnya membeli pesawat N219 Nurtanio untuk ambulans udara dan angkutan ke perbatasan.

12 Januari 2018 | 21.18 WIB

Pesawat N219 melintasi taxi way usai terbang perdana di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, 16 Agustus 2017. TEMPO/Prima Mulia
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pesawat N219 melintasi taxi way usai terbang perdana di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, 16 Agustus 2017. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie menyatakan minatnya membeli pesawat perintis N219 Nurtanio buatan bersama PT Dirgantara Indonesia dan Lapan dalam kunjungannya ke pabrik pesawat itu di Bandung, Jumat, 12 Januari 2018.

“Niatnya adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di perbatasan dan pedalaman, lalu untuk pelayanan kesehatan,” kata Irianto, dalam siaran pers yang diterima Tempo, Jumat, 12 Januari 2018.

Baca juga: Meksiko Beli Pesawat N219 Buatan Indonesia

Irianto mengatakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara berniat membeli maksimal tiga unit pesawat perintis N219 Nurtanio. Pesawat itu rencananya dijadikan pesawat semi-komersial yang akan dikelola Badan Usaha Milik Daerah milik provinsi itu, bekerja sama dengan maskapai swasta Indonesia.

Menurut Irianto, pesawat perintis itu diharapkan bisa menjadi sarana untuk menyiasati kondisi geografis wilayahnya yang medannya sulit ditembus. Wilayah Kalimantan Utara, yang baru disahkan menjadi daerah otonom pada 22 April 2013, 70 persen-nya berupa kawasan hutan.

“Kami ingin menjadikan pesawat N219 Nurtanio ini ambulans terbang, tapi sekaligus karena ini pesawatnya bisa multifungsi, untuk penyaluran logistik dan pengangkut penumpang ke daerah-daerah terisolasi di kawasan perbatasan Kalimantan Utara,” ucap Irianto.

PT Dirgantara Indonesia saat ini masih menjalankan uji terbang purwarupa N219 Nurtanio untuk mengantongi sertifikat Type Certificate sebagai syarat memulai serial produksinya. “Kami masih akan terus menyelesaikan hingga akhir tahun ini sampai dengan 350 jam terbang,” kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro.

Elfien mengatakan, pada pengujung Februari 2018, satu unit lagi purwarupa N219 Nurtanio ditargetkan rampung. Uji terbang 350 jam terbang dua unit purwarupa itu ditargetkan bisa tuntas pada akhir 2018.

PT Dirgantara saat ini baru menyelesaikan 13 kali uji terbang pesawat purwarupa N219 Nurtanio, dengan total jam terbang yang dibukukan 16 jam.

Sebelumnya, Direktur Niaga PT Dirgantara Indonesia Irzal Rinaldi Zailani mengatakan tengah melakukan pembahasan serius dengan sejumlah pemerintah daerah yang tertarik membeli pesawat perintis N219 Nurtanio. “Pemda yang punya PAD, pendapatan asli daerah tinggi itu mampu. Apalagi ada BUMD yang punya AOC (Air Operator Certificate), mereka mampu (membeli),” tuturnya.

Irzal mengatakan sebagian pemda yang tertarik dengan pesawat N219 Nurtanio berniat membelinya menggunakan uang subsidi transportasi yang diterima dari pemerintah pusat. Nantinya mereka menunjuk maskapai Pelita yang akan mengoperasikan pesawat yang dibeli masing-masing pemda tersebut. “Pelita akan menjadi operatornya,” katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus