Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ombudsman RI Perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT) menyoroti kelebihan muatan Kapal Cantika Express 77 yang terbakar di perairan Pulau Timor. Akibat kebakaran itu, 14 penumpang tewas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mengapa manifest kapal hanya tertulis 167 penumpang, sementara yang ditemukan lebih dari 250 penumpang. Ini perlu investigasi lebih lanjut," kata Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Darius Beda Daton dikutip dari Antara, Selasa, 25 Oktober.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kapal cepat Cantika Express 77 mengalami kebakaran saat berlayar dari Kupang ke Alor pada Senin, 24 Oktober 2022. Dalam kapal tersebut terdapat balita, anak-anak, lansia, dan orang dewasa.
Daton menyayangkan insiden kebakaran kapal tersebut. Kejadian ini, kata dia, perlu menjadi masukan bagi semua pihak untuk memperhatikan aspek keselamatan berlayar. Misalnya, Dinas Perhubungan Provinsi NTT yang semestinya mengecek ulang kelengkapan syarat memperoleh izin operasi kapal.
Kemudian, Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) yang memberikan izin berlayar wajib memperhatikan kelaikan kapal. Selain itu, pemilik atau pengelola kapal harus memperhatikan kelengkapan aspek keselamatan kapal berupa jumlah sekoci kapal, pelampung, alat pemadam kebakaran, alarm/sirene darurat dan standar prosedur pelayaran lainnya.
"Butuh kedisiplinan seluruh instansi untuk melaksanakan standar prosedur operasional dan standar pelayanan dengan benar, bukan sekedar formalitas atau ala kadarnya," katanya.
Ia menambahkan, untuk memberikan saran atau rekomendasi kepada stakeholders, Ombudsman harus melakukan investigasi terlebih dulu. Investigasi diperlukan agar hasil rekomendasi lembaga dapat mencegah masalah serupa pada masa mendatang.
Sebelumnya, Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A Kupang melaporkan jumlah penumpang yang meninggal dunia akibat kecelakaan kapal Cantika Express 77 yang terbakar di perairan Naikliu, Kabupaten Kupang, terus bertambah. Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang I Putu Sudayana menuturkan jumlah korban yang dievakuasi pun meningkat dari 247 menjadi 326 orang.
“Sampai saat ini terdapat 326 orang yang sudah dievakuasi dari kapal yang terbakar tersebut,” katanya.
Dia mengatakan penumpang dievakuasi ke Kupang secara bertahap. Untuk kloter pertama, korban tiba pada Senin malam di Pelabuhan Tenau Kupang. Korban yang dievakuasi berjumlah 17 orang dan tidak ada satu pun yang meninggal.
Kloter kedua tiba pada pukul 00.30 WITA menggunakan kapal SAR berjumlah 97 orang. Dari jumlah tersebut, tujuh orang meninggal dunia. Sementara itu pada Selasa pagi pukul 07.30 WITA, jumlah korban dievakuasi sebanyak 122 orang. Dari jumlah tersebut, tujuh orang meninggal. Saat ini yang tersisa korbam di Desa Naikliu Kabupaten Kupang sekitar 100 orang.
“Yang di Naikliu masih trauma dengan kejadian tersebut sehingga mereka memilih ke Kupang melalui jalur darat,” ucapnya.
ANTARA