Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Landasan Udara Halim Perdana Kusuma tidak menyertakan susu dalam menu program makan bergizi gratis (MBG) di hari pertama, Senin, 6 Januari 2025. Menurut Deputi II Kantor Komunikasi Kepresidenan RI Noudhy Valdryno, susu itu akan hadir dalam realisasi MBG selanjutnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Susu ini kita lihat di Halim Perdana Kusuma hari ini belum ada, tapi saya terima informasi dari dapur tadi besok atau lusa," ujar Noudhy di SD Angkasa 5, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Senin, 6 Desember 2025. Menurut Noudhy ketiadaan susu itu tidak mengurangi esensi pelaksanaan MBG.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebab, kata Noudhy, ahli Badan Gizi Nasional (BGN) telah menyetujui dan menghitung kandungan nutrisi dalam menu program MBG. Noudhy menyebut ada tiga perwakilan BGN yang turun ke SPPG Lanud Halim untuk memastikan keseimbangan gizi dari MBG hari ini.
"Yang penting makan bergizi gratis yang diberikan itu sesuai dengan standar gizi yang diperlukan oleh anak-anak, para ibu menyusui, para ibu hamil," kata Noudhy. Sehingga, Noudhy menyimpulkan, kendati tanpa susu tidak menjadi persoalan asal bahan yang digunakan menyehatkan disukai oleh penerima manfaat.
Ia juga menekankan pentingnya memperoleh bahan baku untuk MBG dari sumber lokal yang terjangkau dari titik SPPG. Noudhy berujar ke depannya akan fokus pada pemenuhan angka kecukupan gizi pada pendistribusian MBG.
Sebelumnya Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi menyatakan produk susu akan menyusul dalam menu MBG esok hari. Budi beralasan saat ini belum ada stok susu yang memadai. "Nanti kan susunya belum siap. Nanti-nanti pokoknya diurus," kata Budi yang ditemui di kesempatan berbeda.
Menurut Budi saat ini koperasi hanya bisa menyuplai 1,3 juta liter susu per hari. Ia mencontohkan Jawa Timur sebagai daerah yang koperasinya telah memulai suplai susu untuk program MBG. Secara spesifik kota yang disebutkan Budi adalah Malang.
Adapun wilayah Jakarta, Budi menilai akan susah untuk meniru Malang dalam hal memasok kebutuhan susu bagi MBG. Sebelumnya Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana pernah mengungkap dalam sehari setiap SPPG membutuhkan paling sedikit 600 liter susu.
Budi tidak menjawab akankah pemerintah melakukan impor untuk menutup kebutuhan susu. "Tanya BGN aja. BGN punya alternatif-alternatif kok," kata Budi. Pada hari pertama pelaksanaan MBG, Budi Arie meninjau Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) di Lanud Halim Perdana Kusuma. Dapur itu menjadi salah satu dari 190 SPPG yang menyiapkan menu MBG di 26 provinsi di Indonesia.
Pilihan editor: 10 Ribu Pegawai Sritex Geruduk Jakarta Pekan Depan, Demo Tuntut Nasib Perusahaan dan Karyawan