Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bagian Evaluasi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Batara Siagian menyangsikan stok beras dalam negeri tiris. Buktinya, kata dia, ada pemain swasta--yakni Wilmar Group--yang justru membuka pabrik baru di Sumatera Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Artinya pelaku usaha swasta yang notabenenya kerjanya bank, masih bisa main. Berarti apa? Barang (beras) ada. Kalau enggak ada, tidak mungkin dia (swasta) bangun pabrik di sana," ujar Batara dalam diskusi yang diselenggarakan Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi secara virtual, Selasa, 25 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Batara membeberkan kapasitas produksi di pabrik baru Wilmar Group itu akan dibangun sama besarnya dengan di Ngawi, Jawa Timur. Dengan demikian, ia yakin persediaan beras di tingkat petani dan penggilingan kini masih melimpah.
Merujuk pada kondisi itu, ia melihat stok cadangan beras pemerintah atau CPB di Bulog bukan merosot karena produktivitas petani, melainkan persaingan ketat dengan swasta. Bulog yang terikat ketentuan harga pembelian di tingkat petani, kata dia, kalah saing dengan perusahaan swasta yang bisa membeli stok dengan harga lebih tinggi.
Terlebih, berdasarkan data dari Badan Pengan Nasional, Bulog hanya menguasai 11,3 persen dari seluruh stok beras nasional. Sedangkan di penggilingan, pasokannya mencapai 21,1 persen stok beras nasional.
Batara menuturkan kalau pun produksi petani menurun, seharusnya hasil panen bulan lalu dapat menutupi kebutuhan dua hingga tiga bulan ke depan. "Kok di pemerintah itu diskusinya panjang, sedangkan ada orang memainkan peranan yang simpel, tapi dia paling ditakuti di daerah Ngawi sana," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Rachmi Widiriani mengatakan stok cadangan beras pemerintah di Perum Bulog pada Oktober 2022 ini hanya 673.613 ton. Jika dibandingkan Oktober tahun lalu, stok saat ini adalah yang paling kecil. Pada Oktober 2021, stok CBP Bulog mencapai 1,25 juta ton.
Ia memprediksi target CBP sebesar 1,2 juta ton pada Desember 2022 tak bisa tercapai. Dalam praktiknya, kata Rachmi, pengadaan beras pada dua bulan terakhir ini sangat sedikit. Bahkan, Bapanas memprediksi stok beras di Bulog pada akhir tahun di bawah 500 ribu ton.
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.