Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TIGA orang Indonesia berjalan-jalan menyusuri perbukitan di kawasan elite, Old Town, Jenewa, lima tahun lalu. Di depan sebuah apartemen, tak sengaja ketiganya—seorang di antaranya mantan pegawai Bank Indonesia—bertemu dengan pengusaha terkenal Indonesia. Keluar dari mobilnya, si pengusaha menyapa, ”Dari Indonesia ya?” ”Ya,” jawab mereka. Berbasa-basi sebentar, pengusaha itu mengajak kawan barunya naik ke apartemen miliknya—sebuah hunian tua yang diba-ngun menghadap danau dekat Pegunungan Alpen. ”Hidup di sini, saya tidak lapor Kedutaan Besar Republik Indonesia,” ujar pengusaha itu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo