Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan mengembangkan rumput laut jenis Caulerpa sp menjadi produk olahan boba. Komplemen minuman ini diklaim lebih sehat untuk diet karena kandungan gizinya lengkap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Berbagai kesempatan mendorong munculnya inovasi-inovasi sektor kelautan dan perikanan. Inovasi penting antara lain untuk penciptaan diversifikasi olahan produk kelautan dan perikanan, termasuk peningkatan nilai tambah produk,” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam keterangannya, Sabtu, 2 Oktober 2021.
Boba rumput laut dikembangkan Balai Besar Riset Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBRP2BKP) serta Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP. Berdasarkan riset yang dilakukan, boba rumput laut berfungsi mensubstitusi boba dari tepung tapioka.
Boba anggur laut disebut-sebut mengandung protein, serat pangan, asam amino, asam lemak Omega 3, 6 dan 9, dan mineral. Selain itu, boba mengandung sumber protein nabati (17-27 persen), antioksidan, vitamin A, B2, B3, B12, C, dan E; serta mengandung asam amino.
Kemudian, boba tersebut diklaim memiliki kandungan kalsium, kalium, magnesium, zat besi, mangan dan zinc. Rumput laut yang menjadi bahan boba ini juga memiliki serat makanan tak larut air yang membantu pencegahan kanker usus besar, sembelit, dan ambeien serta berkadar lemak rendah.
Boba rumput laut bisa disimpan dalam keadaan segar dalam 2-3 hari. “Pengembangan inovasi ini diharapkan dapat menjadi alternatif berbagai permasalahan kesehatan, pangan, dan lingkungan yang dihadapi masyarakat,” berikut keterangan resmi KKP.