Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Lion Air dan Garuda Gagal Mendarat di Bandara Pontianak, Apa Sebabnya?

Otoritas bandara membenarkan bahwa pesawat Lion Air dan Garuda Indonesia rute Jakarta-Pontianak kemarin gagal mendarat di Bandara Pontianak.

14 Januari 2021 | 16.08 WIB

Kecelakaan maskapai Lion Air dari Bandara Soekarno-Hatta yang jatuh di Laut Jawa dan menewaskan 189 orang tersebut juga menggunakan pesawat Boeing 737 Max 8.  TEMPO/Abdi Purmono
Perbesar
Kecelakaan maskapai Lion Air dari Bandara Soekarno-Hatta yang jatuh di Laut Jawa dan menewaskan 189 orang tersebut juga menggunakan pesawat Boeing 737 Max 8. TEMPO/Abdi Purmono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas bandara membenarkan bahwa pesawat Lion Air dan Garuda Indonesia rute Jakarta-Pontianak kemarin gagal mendarat di Bandara Internasional Supadio Pontianak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Memang benar hari ini ada dua maskapai yang dialihkan pendaratan (divert) disebabkan cuaca buruk," kata General Manager PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Internasional Supadio Pontianak Eri Brawliantoro di Sungai Raya, Rabu, 13 Januari 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Eri menyebutkan kedua pesawat itu memiliki kode penerbangan GA 504 milik Garuda Indonesia dan kode penerbangan JT 684 milik maskapai Lion Air. Kedua pesawat terpaksa dialihkan mendarat di bandara lain.

Lebih jauh Eri menjelaskan yang terjadi kemarin adalah hal lumrah dalam dunia penerbangan karena mengutamakan faktor keselamatan. "Divert (bukan di tujuan semula) dan RTB (Return to Base) atau pesawat yang sudah terbang untuk beberapa saat tetapi kembali lagi ke bandar udara awal atau bandar udara alternatif terdekat karena alasan tertentu," ucapnya.

Eri mengungkapkan akibat dari cuaca buruk itu, untuk pesawat Lion Air dialihkan ke Batam, sedangkan pesawat Garuda dialihkan ke Palembang. Selain dua pesawat itu, satu pesawat lainya milik Sriwijaya Air juga hampir mengalami hal serupa namun berhasil landing di Bandara Supadio Pontianak.

Saat cuaca kurang baik, kata Eri, pesawat Sriwijaya Air sempat landing. "Itu karena cuacanya sempat terang sedikit dan jarak pandang sempat memenuhi standar. Sementara itu pesawat Batik Air sempat holding. Kalau sudah begitu ada keputusan apakah akan landing atau divert," tuturnya.

Dia menyebutkan ada beberapa faktor cuaca yang bisa mempengaruhi penerbangan, salah satunya karena angin atau visibility atau jarak pandang yang memang di bawah standar sehingga bisa mengganggu keselamatan penerbangan.

Oleh karena itu, menurut Eri, setiap pengoperasian penerbangan pesawat perlu mengetahui cuaca yang mengacu pada BMKG. "Data ini akan diteruskan kepada ATC maupun pilot salah satunya saat akan landing untuk mengambil keputusan apakah landing atau divert."

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus