Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat luas panen padi nasional angka sementara 2022 dari hasil survei kerangka sampel area (KSA) mencapai 10,601 juta hektare. Angka tersebut meningkat 0,19 juta hektare atau 1,87 persen dibandingkan dengan 2021 yang hanya 10,41 juta hektare.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan peningkatan luas panen padi mendorong naiknya produktivitas secara nasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Produktivitas padi nasional dalam kualitas gabah kering panen atau GKP pada 2022 ini diperkirakan mencapai 62,77 kuintal per hektare atau mengalami peningkatan sebesar 0,27 kuintal per hektare atau meningkat 0,43 persen dibandingkan 2021,” ujar dia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Senin, 17 Oktober 2022.
Sementara itu, produktivitas padi nasional dalam bentuk kualitas gabah kering giling atau GKG pada 2022 diperkirakan mencapai 52,49 kuintal per hektare. “Atau mengalami peningkatan 0,23 kuintal per hektare (meningkat 0,44 persen) dibandingkan tahun 2021,” kata Setianto.
Dia melanjutkan, jika melihat produktivitas padi gabah kering giling 2022 berdasarkan pulaunya, produktivitas Jawa 56,40 kuintal per hektare atau meningkat 0,35 kuintal per hektare (meningkat 0,62 persen). Sedangkan yang tertinggi produktivitas adalah di Jawa Barat dengan nilai 57,09 kuintal per hektare.
Di Pulau Sumatera, rata-rata produktivitas padi sebesar 51,38 kuintal per hektare (meningkat 0,96 persen). Di pulau itu, produktivitas tertinggi tercatat ada di Aceh, yakni 55,42 kuintal per hektare. Untuk Pulau Kalimantan, produktivitasnya sebesar 33,90 kuintal per hektare dengan produktivitas tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan.
Kemudian Pulau Bali dan Nusa Tenggara, produktivitasnya sebesar 51,29 kuintal per hektare dan yang tertinggi terjadi di Provinsi Bali. Sedangkan di Pulau Sulawesi, produktivitasnya sebesar 49,37 kuintal per hektare dan tertinggi ada di Provinsi Gorontalo. “Lalu Maluku dan Papua dengan produktivitas sebesar 39,18 kuintal per hektare yang tertinggi terjadi di Provinsi Papua Barat,” ucap Setianto.
Setianto mengimbuhkan perhitungan soal produktivitas padi angka sementara dilakukan menggunakan metodologi yang mengintegrasikan dua sistem pengumpulan data yakni KSA dan ubinan yang berbasis kepada subsegmen KSA. Data produktivitas diperoleh dari pelaksanaan survei ubinan yang dilaksanakan sepanjang tahun.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini