Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan soal waktu yang paling bahagia dalam hidupnya. Dia mengaku titik yang paling membuatnya bungah adalah saat menjadi tentara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tapi kalau orang tanya saya, mana yang paling bahagia di dalam hidup kamu? Saya tetap jawab waktu saya masih tentara. Waktu saya di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Gultor,” ujar dia di The Dharmawangsa Hotel, Jakarta Selatan, Jumat, 7 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menjelaskan kisah itu dalam acara peluncuran buku biografi Luhut yang digagas oleh adik kandungnya, Nurmala Kartini Pandjaitan-Sjahrir, dan ditulis oleh Noorca M. Massardi. Biografi itu, kata Luhut, cukup istimewa karena merupakan kado dari sang adik yang mewakili keluarga besarnya untuk ulang tahun dirinya yang ke-75 pada 28 September 2022.
Luhut menjelaskan, selama 75 tahun, dia masih ikut bagian mengatur negera dan berharap bisa berbuat yang lebih baik. Adapun tentang masa-masanya menjadi tentara, bagian yang paling ia kenang adalah kala bekerja bersama Letjen Purnawirawan Sintong Panjaitan untuk mereorganisasi Kopassus.
Karena hasil kerja-kerja bersama itu, ia mengklaim Kopassus kini berbeda dengan dulu yang tidak memiliki spesialisasi. “Jadi Pak Sintong meminta saya karena di Gultor itu dibikin ada spesialiasisi menembak dan sebagainya. Saya bilang ke Pak Sintong, kalau Kopassus itu ada spesialisinya karena saya belajar di tempat lain. Karena pengalaman-pengalaman operasi kami,” ucap Luhut.
Luhut melanjutkan, saat mendapat pertanyaan tentang karier semasa hidupnya, ia menjawab privilege yang ia dapat saat mejadi Komandan Korem 081 adalah masa-masa yang paling ia nikmati. Kendati begitu, cerita karier Luhut tak mulus-mulus saja.
Luhut mengaku ada beberapa orang yang dulu memusuhinya. Namun, dia tidak memasalahkan itu. Ia beranggapan bahwa momen-momen itu adalah bagian dari hidupnya. "Jadi kalau dulu orang mikir kalau Luhut sakit hati dan akan stres, tidak juga, karena bisa dihilangkan dengan cara berlari 10-15 kilometer."
Dia pun tampak tidak ambil pusing dengan masalah-masalah lampau. Dia percaya bahwa semua hal dalam hidup tidak bakal ada yang abadi. "Jadi ayo kita bekerja sama bahu membahu membangun negeri ini, apapun porsi kita,” ujar Luhut.
Kiprah Luhut selama menjadi prajurit TNI tertulis dalam buku itu. Buku itu juga menggambarkan Luhut sebagai seorang birokrat dengan pencapaiannya. Kiprah Luhut di militer dari satuan khusus, pengusaha, pejabat publik, duta besar, menteri hingga menteri koordinator sampai dengan perang melawan pandemi Covid-19 juga termaktub di dalamnya.
Baca: Rocky Gerung Analogikan Luhut Binsar Panjaitan Seperti Mawar: Wangi tapi Berduri
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini