Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Mau Jadi Juragan Kos-kosan, Dua Masalah Ini Kerap Menanti

Punya bisnis kos-kosan ternyata bukan berarti tinggal bersantai dan menerima uang sewa. Ketahui apa saja tantangannya.

3 Februari 2020 | 20.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menjadi juragan kos-kosan tampaknya bisa menjadi cita-cita sekaligus investasi yang menarik. Punya lahan kemudian membangun sejumlah kamar beserta fasilitasnya, lalu disewakan. Tinggal ongkang-ongkang kaki dan terima uang sewa kos setiap bulan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Chief Executive Officer RoomMe, Glen Ramersan mengatakan keberadaan kos-kosan yang sudah tumbuh sejak puluhan tahun lalu mengalami begitu banyak perkembangan. "Bisnis properti ini telah menjadi bagian dari gaya hidup yang unik dari generasi ke generasi sejak puluhan tahun lalu," ucap Glen dalam keterangan tertulis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hanya saja, memiliki bisnis kos-kosan ternyata bukan berarti tinggal bersantai dan menerima uang sewa. Glen Ramersan mengatakan ada dua persoalan yang kerap menjadi kendala pemilik dan pengelola kos-kosan. Pertama, ketidakstabilan pendapatan karena tingkat hunian tidak stabil, misalnya ada yang telat bayar atau menunggak.

Kedua, rumitnya pengelolaan kos-kosan, misalnya pasokan air bersih, listrik, kenyamanan, sampai keamanan bagi penghuni harus selalu terjamin. Jadi, jika memiliki kos-kosan yang terisi penuh, belum tentu pemilik dan pengelolanya memperoleh keuntungan.

Ilustrasi kamar indekos. Foto: RoomMe

Glen Ramersan mengatakan, dia bersama empat kawannya, yakni Arifin Daniel, Daniel Basuki, Eric Arifin, dan Winoto Hartanto menyediakan platform operator kos virtual bernama RoomMe. Layanan ini meliputi manajemen kost, pengurusan pajak, promosi, hingga biaya operasional perawatan gedung. "Ada standardisasi kenyamanan untuk para pencari kost dan jaminan pendapatan bagi pebisnis kos," ucap dia.

Standar kos-kosan untuk penyewa kos yang dimaksud Glen adalah ketersediaan air, penyejuk udara, televisi layar datar, toilet, hingga sambungan internet. Adapun untuk pemilik kos-kosan, menurut Glen, tinggal menyerahkan urusan promosi dan pengelolaan kos-kosan kepada RoomMe.

Seorang pemilik kos yang telah bergabung dengan RoomMe, Indyastari Wikan Putri mengatakan merasater bantu dan tak lagi memikirkan tingkat hunian yang tak menentu. "Semua hal seputar operasional pun dibantu oleh RoomMe," kata Wikan yang jadi juragan kos-kosan selama tujuh tahun. "Saya juga menerima pendapatan yang tetap setiap bulannya."

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus