Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri mempertanyakan banyaknya ekspor komoditas kunyit ke luar negeri. Informasi itu ia peroleh dari kelompok ibu-ibu yang memiliki usaha jamu tradisional dalam pertemuannya beberapa waktu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Ini dialog saya lho supaya gampang dimengerti, karena itu (kunyit) ternyata diekspor. Loh kok diekspor, kok laku, ya? Untuk apa, ya?" ujar Megawati dalam Pembukaan Forum Komunikasi Riset dan Inovasi 2021 seperti dikutip pada Ahad, 21 November 2021 melalui YouTube BRIN.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut cerita yang ia dengar, pengiriman kunyit ke luar negeri dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pembuatan obat-obatan. Ekspor komoditas yang masif ini pun membuat stok kunyit di dalam negeri menipis.
Akibatnya, para penjual jamu tradisional mengeluh sulit memperoleh bahan baku karena kurangnya pasokan. Kendati mempertanyakan ihwal ekspor kunyit, Megawati mengaku bahwa ia tak anti-asing.
"Terus saya mulai mikir, kok enak banget, ya? Tapi saya bukan anti-asing loh. Siapa yang punya pikiran anti-asing? Nope," ujarnya.
Megawati menurutkan, ia ingin bangsa Indonesia maju bersama, bergerak bersama, dan totalitas untuk membangun negara termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Hal itu merupakan cita-cita para pemimpin negara.
"Seperti yang presiden inginkan, kemajuan itu benar nyata untuk Indonesia ke depan. Jadi apa pun itu fokusnya harus di situ," tutur dia.
Badan Pusat Statistik atau BPS sebelumnya mencatat ekspor kunyit meningkat pada 2020 jika dibandingkan 2019. Eskpor kunyit tahun lalu mencapai 193,5 juta kilogram atau naik dari 2019 yang sebesar 190,9 juta kilogram.
Meski demikian, ekspor kunyit dalam dua tahun terakhir tampak menyusut bila dibandingkan 2018. Pada 2018, ekspor kunyit ke luar negeri mencapai 203,4 juta kilogram.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.