Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Utang Baru Pemerintah dalam SBN Capai Rp 282,6 Triliun di Triwulan I 2025

Sri Mulyani melaporkan penerbitan SBN di tiga bulan awal 2025 mencapai Rp 282,6 triliun. Mendekati 50 persen dari target APBN 2025.

25 April 2025 | 21.23 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati didampingi Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kiri) dan Wakil Menteri Keuangan Thomas A.M. Djiwandono (kanan) dalam jumpa pers realisasi APBN KiTa periode Januari dan Februari 2025 yang dihelat di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis, 13 Maret 2025. Tempo/Ervana.
Perbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati didampingi Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kiri) dan Wakil Menteri Keuangan Thomas A.M. Djiwandono (kanan) dalam jumpa pers realisasi APBN KiTa periode Januari dan Februari 2025 yang dihelat di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis, 13 Maret 2025. Tempo/Ervana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan pada triwulan I 2025 pemerintah telah menarik utang baru dari Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak Rp 282,6 triliun. Angka ini mencapai 44 persen dari target penerbitan SBN tahun ini, yakni Rp 642,5 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Adapun pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dilakukan lewat pembiayaan utang dan non-utang. “Pembiayaan utang dipenuhi melalui penerbitan SBN yang secara neto mencapai Rp 282,6 triliun,” ucap Sri di sela konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Keuangan (KSSK), dikutip Jumat, 25 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, pembiayaan utang juga dilakukan lewat pinjaman neto yang pada triwulan awal mencapai minus Rp 12,3 triliun. Sementara itu, sepanjang periode Januari hingga Maret 2025 realisasi pembiayaan APBN menurut Sri masih sesuai dengan yang direncanakan atau on track.

Total pembiayaan APBN triwulan awal 2025 mencapai Rp 250 triliun. Jumlah itu setara 40,6 persen dari target yang ditetapkan tahun ini yang sebesar Rp 775,9 triliun.

Rincian dari total pembiayaan anggaran itu terdiri dari pembiayaan utang Rp 224,3 triliun yang terbagi atas penerbitan SBN (neto) Rp 282,6 triliun, pinjaman (neto) minus 12,3 triliun. Sedangkan pembiayaan non utang mencapai minus Rp 20,4 triliun. 

Sri menyatakan pembiayaan utang akan terus dilaksanakan dengan hati-hati dan terukur dengan memperhatikan outlook dari defisit APBN serta ketersediaan likuiditas pemerintah. “Dan mencermati dinamika pasar keuangan dan termasuk pasar obligasi serta menjaga keseimbangan antara tingkat biaya dan risiko utang,” ucapnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus