Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Alasan Cabai Mahal: Pertanian Indonesia Masih Tergantung Cuaca

Zulkifli Hasan mengatakan RI harus mengembangkan pertanian terutama cabai yang tidak terpengaruh dengan cuaca.

17 Maret 2024 | 18.26 WIB

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan berbicara dengan pedagang saat meninjau harga sembako di Pasar Jaya Cibubur, Jakarta Timur, Kamis 16 Juni 2022. Dalam inspeksi dadakan kali ini Zulkifli Hasan meninjau harga bahan pangan seperti beras, minyak kemasan, minyak curah, daging, dan cabai yang mengalami kenaikan. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Perbesar
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan berbicara dengan pedagang saat meninjau harga sembako di Pasar Jaya Cibubur, Jakarta Timur, Kamis 16 Juni 2022. Dalam inspeksi dadakan kali ini Zulkifli Hasan meninjau harga bahan pangan seperti beras, minyak kemasan, minyak curah, daging, dan cabai yang mengalami kenaikan. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menjelaskan alasan harga cabai di Indonesia sering kali melambung tinggi. Ia mengatakan sistem pertanian RI belum green house

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Ada tapi belum banyak jadi bergantung pada cuaca. Kalau hujannya terus menerus lebat ya panennya gagal. Kalau panennya gagal suplai sedikit permintaan banyak harganya naik,” kata Zulhas--sapaannya di ITC Mangga Besar pada Minggu, 17 Maret 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia mengatakan dalam jangka panjang Kementerian Pertanian dan lainnya akan mengembangkan pertanian green house

“Memang harus mengembangkan pertanian terutama cabai yang tidak begitu terpengaruh dengan cuaca,” ujarnya.

Sejumlah bahan pokok harganya mahal. Cabai keriting merah menurut Siti pedagang dari Kramat Jati hari ini harganya Rp 80.000 per kilogram sebelumnya mencapai Rp 100.000 per kilogram, cabai rawit merah Rp 70.000 per kilogram sebelumnya Rp 80.000 per kilogram. Harga mahal juga dirasa pada telur dan daging ayam. Yakni untuk telur Rp 32.000 per kilogram dan daging ayam Rp 45.000 per ekor, satu ekor lebih dari 1 kilogram. 

Zulhas menjelaskan kenapa harga telur ayam dan daging ayam mahal karena pakannya mahal. 

“Karena jagung sampai Rp 8.000 per kilogram, tapi hari ini sudah turun sekitar Rp 5.000 perkilogram , telur ayam harganya ada yang Rp 31.000 , Rp 29.000 dan ayam Rp 40.000 atau Rp 39.000 per kilogram. Berangsur-angsur turun,” katanya.

Sementara untuk beras harganya masih tinggi lantaran menunggu panen raya. “Walau sudah enggak naik, tapi belum turun harganya masih turun. Tapi lain-lain ketersediaannya cukup,” ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus