Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Gubernur Sumatera Utara Hassanudin mendukung pembangunan rumah produksi pasta cabai merah di Desa Tanahitamhilir, Kecamatan Limapuluhpesisir, Kabupaten Batubara. Harapannya program hilirisasi dengan membangun rumah produksi menjadi solusi terbaik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Masyarakat sebagai konsumen tidak menjerit saat harga tinggi. Petani pun tidak mengeluh kalau harga anjlok,” katanya usai panen raya cabai merah di Desa Lubukcuik, Kecamatan Limapuluhpesisir, Rabu, 25 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hassanudin mengatakan cabai menjadi salah satu komoditi yang paling dibutuhkan sekaligus penyebab tingginya inflasi. Walau kawasan sentra produksi cabai merah seperti Karo, Batubara, Simalungun, Tapanuli Utara, Langkat, Dairi, Toba, Humbanghasundutan, Mandailingnatal dan Padangsidimpuan menghasilkan 146.182 ton, namun perlu tetap diwaspadai mulai dari stabilitas harga dan ketersediaannya.
"Lumbung-lumbung cabai Sumut mampu memproduksi 146.182 ton, kebutuhan masyarakat 104.230 ton, kita masih surplus 41.950 ton. Harus tetap dijaga, apalagi untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru 2024," kata dia.
Ia berharap, petani meningkatkan produksinya. Saat ini, luas lahan cabai di Desa Lubukcuik dan desa sekitarnya 630 hektar lebih, produksinya 12-15 ton tiap hektar.
“Panen puncak bisa mencapai 40-50 ton per hari. Semoga harga dan ketersediaan cabai untuk masyarakat Sumut cukup," ucap Hassanudin.
Pemprov Sumut menyerahkan bantuan untuk Ketua Kelompok Tani Sepakat Irwansyah berupa pupuk organik 16.000 kilogram, benih cabai 40 sachet dan 80 mulsa gulung. Ketua Kelompok Tani Makmur Salidi berupa pupuk organik 12.000 kilogram, 30 sachet bibit cabai dan 60 mulsa gulung dan Ketua Kelompok Tani Mekar Indah Wardi berupa pupuk organik 12.000 kilogram, benih cabai 30 sachet dan 60 mulsa gulung. Total pupuk 40.000 kilogram, 100 sachet benih cabai dan 200 gulung mulsa serta hand sprayer electrick untuk masing-masing kelompok tani.
Bupati Batubara Zahir menambahkan, Desa Lubukcuik merupakan desa penghasil cabai merah terbesar kedua di Sumut, setelah Kabupaten Karo. Hasil produksnyai tidak saja dipasarkan ke wilayah Batubara, juga ke Medan, Pekanbaru, Riau, Padang, Dumai dan Batam.
Menurut dia, butuh membangun rumah produksi pasta cabai merah karena ketika panen harganya tidak langsung anjlok, akibat dimainkan tenggkulak. Tahun ini, Kementerian Koperasi dan UMKM akan membangun pabrik, alatnya sedang diproses.
"Pabriknya baru dimulai November, Desember selesai, sekarang sudah sampai 70 persen. Jadi ketika panen raya, petani bisa merasakan harga stabil karena pabrik menjaminnya. Doakan segera diresmikan,” ujar dia.