Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Ekonomi

Berita Tempo Plus

Musabab Avtur Mahal

KPPU menyebutkan harga avtur di Indonesia tinggi akibat minimnya pemain di rantai pasok penyelenggaraan bahan bakar tersebut.

8 Februari 2024 | 00.00 WIB

Petugas mengisi bahan bakar jenis avtur untuk pesawat di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Dok. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Perbesar
Petugas mengisi bahan bakar jenis avtur untuk pesawat di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Dok. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan harga avtur di Indonesia relatif lebih tinggi, terutama di kawasan Asia Tenggara. Selisihnya 22-43 persen.

  • Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Denon Prawiraatmadja berharap pemerintah bisa membuka kesempatan buat penyelenggara avtur lain.

  • Investor anyar, khususnya di hilir, bisa membantu Pertamina mengisi kekosongan penyelenggaraan avtur di bandara-bandara kecil.

JAKARTA — Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan harga avtur di Indonesia relatif lebih tinggi, terutama di kawasan Asia Tenggara. Selisihnya 22-43 persen. Merujuk pada data Pertamina kemarin, harga avtur di berbagai bandar udara di Tanah Air sebesar Rp 13-16 ribu per liter. Di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, misalnya, harganya sebesar Rp 13.300 per liter. 

KPPU belum bisa memastikan penyebab tingginya harga tersebut. Namun Ketua KPPU Fanshurullah Asa mengatakan rantai pasok bahan bakar pesawat yang dikuasai PT Pertamina (Persero) punya andil. "Secara struktur pasar, Pertamina adalah satu-satunya pelaku usaha yang menyediakan avtur sehingga tidak ada pelaku usaha pembanding untuk harganya di Indonesia," katanya kepada Tempo, kemarin, 7 Februari 2024. 

Pria yang dipanggil Ifan tersebut telah mengirim surat kepada Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi untuk mengundang lebih banyak investor, dari produksi sampai distribusi. Kehadiran pemain baru bakal menciptakan kompetisi, khususnya dari sisi harga. "Kami mendorong dibukanya kompetisi di pasar avtur melalui skema open access dan co-mingle," ujarnya. Tempo mencoba meminta konfirmasi kepada juru bicara Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, mengenai usul tersebut, tapi ia tak merespons. 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus