MEREKA memilih nama Astra. Tjia Bersaudara memasangnya untuk
suatu badan hukum yang bergerah di bidang expor-impor dan
perdagangan pada 20 Pebruari 1957. Nama itu semata-mata dipilih
berhubung adanya harap agar usahanya berjalan lancar.
Dalam pertumbuhannya terutama dalam zaman Orde Baru ini, nama
Astra ternyata telah mentas didesas-desuskan orang ramai
sebagai akronim dari sejumlah nama tokoh yang berkuasa. Tentu
saja ia bukan akronim. Tetapi secara kebetulan kebesarannya
tercapai berbarengan dengan melonjaknya Orde Baru dan
desas-desus itu bermula dari sana agaknya.
Asal mula kala itu demikian para pendiri PT Astra International
Inc. menjelaskan, ialah dari mitologi Yunani klasik. Dewa
Matahari Zeus, menurut mitologi itu? memperoleh seorang anak
dari Dewi Themis. Diberi nama Dewi Astrea. Anak itu hidup di
zaman emas dan merupakan Dewi terakhir yang menarik diri ke
angkasa. Ia bersinar sebagai bintang.
Astra dalam usianya yang relatif singkat, juga sudah menempatkan
dirinya sebagai bintang di sektor swasta nasional. Berada dalam
kelompok besarnya ialah:
PT Gaya Motor (30% Astra, 30% Multivest, 40, pemerintah),
1969, assembling plant Toyota.
PT Federal Motor (66% Astra), 1971, assembling plant Honda.
PT Toyota-Astra Motor (36% Astra), 1971, distributor Toyota.
PT Djaya Pirusa (100% Astra), 1972. minyak pelumas/alat
kantor.
PT United Tractors (50% Astra), 1973, alat besar.
PT Multi Astra (50% Astra, 50% Multivest), 1974, assemblin
plant.
PT Rama Surya Internasional (100% Astra), 1975, alat teknik.
PT Astra Motor Sales (100% Astra), 1976, dealer Toyota.
PT Astra Graphia (100%, Astra), distributor Fuji-Xerox.
PT Toyota Mobilindo (akan segera menyusul) pembuatan komponen
kendaraan.
PT Astra International Inc (100% Tjia Brothers), 1957,
perusahaan induk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini