BAGI teman-teman sebayanya William Soeryadjaya lebih sering
dipanggil ngko Kian Liong. Bagi karyawan dan staf Astra
panggilan Oom Willem mereka rasakan lebih mengandung suasana
intim. Dan bagi orang yang pertama diperkenalkan pada Big Boss
Astra ini, panggilan oom secara tak sadar akan mencuat juga
setelah beberapa saat berlangsung pembicaraan.
William Soeryadjaya tahun ini memasuki usia ke-55 tahun. Ia
dilahirkan di Majalengka pada 20 Desember 1922. Menurut ukuran
orang timur dia termasuk ukuran medium. Tinggi 1,65 meter dan
berat 68 kg - atau sedikit melampaui berat ideal. "Tapi saya
merasa badan saya tetap fit", ujar William dengan aksen sedikit
cadel.
Wajahnya kuning langsat dengan flek-flek bekas sengatan
matahari, mengesankan orang pertama dari Astra grup ini pernah
bekerja keras semasanya tak seberapa lagi. Tapi seolah untuk
menyatakan uban itu tak melambangkan kekuatan fisik, ia
nampaknya sengaja membiasakan berjabat tangan dengan kuat-kuat.
Ini cepat dimaklumi. Karena William tergolong pecandu main
tenis. Seminggu 3 kali paling kurang dilewati di lapangan tenis
Monas atau Senayan. "Sekali main bisa sarnPai 4 set", kata David
Sugita, Jurubicara Astra International. Di samping tenis,
William secara teratur melakukan "jogging" di pagi hari. "Saya
cukup tidur enam jam sehari", kata William, "tapi begitu bangun
pagi-pagi saya terus latihan lari". Beberapa kali dia dipergoki
sedang "jogging" di jalur aspal Stadion Utama Senayan.
Makan Enak
Latihan fisik untuk memelihara kondisi semaksimal mungkin
agaknya merupakan keharusan bagi William. Karena di sampin hobi
menonton bioskop, main catur, tenis dan jogging, dia tergolong
penggemar makanan enak. Dan tak jarang, kata seorang teman
dekatnya, setelah main tenis kawan-kawannya langsung diajak
makanmakan. Sewaktu makan siang bersama dengan stafnya, tak
jarang William langsung makan dengan tangan. Dan berdoa dulu.
Kelemahannya justru di lambung. Dia dilarang makan makanan
pedas, tapi larangan itu nampaknya sering tak dihiraukan. Dia
merokok hanya untuk memandang kepulan asapnya. "Saya sebenarnya
bukan perokok", katanya, "hanya.iseng saja dan tidak saya sedot
dalam-dalam".
Office Boy
Hubungannya dengan bawahan, kata seorang karyawan Astra, boleh
dibuat tauladan. William setiap Idulfitri, tak segan turun ke
bawah untuk memberi selamat pada setiap karyawan yang merayakan,
sekalipun orang itu cuma office boy.
Kegemaran lain yang tak ada hubungan dengan kondisi fisik adalah
"menolong orang". Ayah dari 2 anak laki dan dua anak perempuan
ini tak pernah menolak permintaan bantuan dari teman-teman dan
relasinya. "Tangannya sangat terbuka. Entah berapa besar dana
yang telah dikeluarkan untuk tujuan sosial", kata seorang
kenalan dekat William.
Mungkin sifat itu tumbuh sewaktu dia masih sekolah Mulo di
Cirebon. Dia bersama dua saudaranya Tjia Kian Tie dan Tjia Kian
Yoe pada masa sekolah sudah yatim piatu. Satu-satunya usaha yang
menghidupi mereka adalah warisan perusahaan otobis "Sindang
Kasih" milik keluarga, yang diurus seorang pamannya. Dia lulus
Mulo pada tahun 1942, dan melanjutkan pelajaran pada Akademi
Perkulitan di Walwijk (Belanda).
Kini dia tinggal bersarna isteri dan ke-4 anaknya di Jalan
Sutan Syahrir 27 Jakarta. Jabatan resminya: Presiden Direktur PT
Astra Internationl Inc. Presdir PT United Tractors, Direktur
Utama PT Astra-Graphia- Dirut PT Gaya Motor Dirut PT Federal
Motor Dirut PT Multi Astra dan Direktur PT Toyota Astra Motor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini