Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Merasa nyeri saat menelan atau mulas, kemungkinan Anda terkena esofagitis yang diantaranya dipicu asam lambung.
Kondisi terjadinya iritasi atau pembengkakan pada kerongkongan, saluran yang membawa makanan dari mulut ke perut.
Selain nyeri, esofagitis dalam verywellhealth.com, juga menimbulkan gejala lainnya, seperti batuk, suara serak, demam, sensasi terbakar di kerongkongan, sakit tenggorokan, merasa ada sesuatu yang tersangkut, hingga mual dan muntah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Terdapat banyak jenis esofagitis memiliki penyebab secara berbeda, misalnya kerongkongan sensitif, sehingga meningkatkan risiko esofagitis, termasuk:
- Asam lambung refluks
Asam lambung penderita gangguan pencernaan gastroesophageal reflux (GERD) dapat menyebar kembali ke kerongkongan. Kehamilan, obesitas, merokok, penggunaan alkohol, minum minuman berkarbonasi, atau makan makanan berlemak atau pedas dapat memicu esofagitis.
- Muntah berlebihan
Saat muntah, terdapat kandungan asam yang dapat melukai kerongkongan serta menyebabkan peradangan lebih lanjut
- Penggunaan obat
Aspirin, obat anti-inflamasi non steroid (seperti ibuprofen dan naproxen), antibiotik, suplemen vitamin C, dan kalium klorida dapat mengakibatkan kerusakan saat bersentuhan dengan lapisan pelindung kerongkongan dalam waktu yang lama.
- Infeksi
Virus seperti herpes atau bakteri yang menimbulkan iritasi pada kerongkongan dapat menyebabkan esofagitis. Sering terlihat pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah karena kondisi medis tertentu atau pasca operasi.
- Iritasi kimia
Secara tidak sengaja, anda menelan bahan kimia yang kuat berpotensi menciptakan iritasi pada kerongkongan. Khususnya seperti pembersih pipa atau pemutih rumah tangga yang paling berbahaya karena merusak jaringan.
- Cedera radiasi
Bagi pasien yang mendapatkan pengobatan radiasi untuk kondisi medis pada daerah dada atau leher, terkadang dapat menimbulkan esofagitis. Lapisan kerongkongan mulai menipis atau hilang setelah radiasi.
- Penyakit sistemik
Penyakit khususnya, seperti skleroderma, penyakit radang usus, atau dindrom dapat berkontribusi pada perkembangan esofagitis.
- Respon alergi/ imun
Reaksi kerongkongan terhadap makanan atau iritans beresiko pada perkembangan eosinofilik, esofagitis, hingga penyakit autoimun yang serius dan kronis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip dari situs Harvard Publishing, esofagitis dapat dicegah melalui tindakan yang sederhana, misalnya, menghindari makanan berat, terutama dalam beberapa jam sebelum tidur, mengurangi konsumsi rokok dan alkohol. Terlebih lagi, jauhkan kafein, coklat, peppermint, dan makanan tinggi lemak, lalu kontrol berat badan anda.
Apabila Anda mengalami mulas, meskipun tindakan sebelumnya sudah dilakukan, atau tidak dapat makan dan minum karena rasa sakit saat menelan, sebaiknya segera menghubungi dokter atau penyedia layanan kesehatan terdekat. Hal itu untuk memperoleh pengobatan lebih awal. Termasuk memastikan apakah esofagitis yang disebabkan asam lambung berlebih.
BALQIS PRIMASARI
Baca juga : 2 Tips Nyaman Berpuasa bagi Penderita GERD