Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman optimistis produksi beras pada 2025 akan meningkat dari jumlah produksi tahun ini. Ia menargetkan, tahun depan ada kenaikan produksi menjadi 32 juta ton dalam satu tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Oh iya, pasti (lebih tinggi). 32 juta ton dalam satu tahun ya. Doakan, insya Allah di 2025,” tuturnya kepada wartawan ketika ditemui di kantornya di Jakarta Selatan pada Selasa, 26 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah produksi beras di tahun ini mengalami penurunan dari 31,10 juta ton pada 2023 menjadi 30,34 juta ton pada akhir 2024. Hal ini salah satunya dipengaruhi produksi padi yang juga mengalami penurunan.
Berdasarkan estimasi BPS melalui survei kerangka sampel area amatan September 2024, produksi padi pada akhir tahun ini mencapai 52,6 juta ton, turun dari realisasi pada 2023 yang sebesar 53,98 juta ton. Angka ini berasal dari hasil tanam hingga Juli 2024 serta estimasi produksi selama September-Desember 2024.
BPS menghitung estimasi tersebut menggunakan angka luas panen September 2024, potensi luas panen pada kuartal IV, serta rata-rata produktivitas subround III 2018-2023. Luas panen padi pada tahun 2024 diperkirakan 10,05 juta hektare, angka ini mengalami penurunan sebanyak 167,25 ribu hektare atau 1,64 persen dibandingkan luas panen padi di tahun 2023 yang sebesar 10,21 juta hektare.
Menurutnya, target peningkatan produksi dari hitungan BPS menjadi 32 juta ton beras pada tahun depan bukan jumlah yang sedikit. “Naik 1 juta ton itu banyak, nilainya 1 juta ton itu Rp 12 triliun,” ujarnya.
Amran menerangkan, kondisi iklim global terkait El Nino dan La Nina juga menjadi faktor penting sehingga untuk mencapai target tahun depat tak cukup mudah. “Kemarin musim kemarau naik 1 juta ton, mulai Agustus pada saat kemarau ini, naik 1 juta ton dibandingkan sebelumnya. Tapi Januari-Februari minus karena El Nino begitu keras,” katanya.
Menurut Amran, target tersebut beriringan dengan upaya swasembada pangan yang ditargetkan Presiden Prabowo Subianto bisa tercapai dalam empat tahun ke depan, bahkan lebih cepat. “Sesuai dengan arahan Bapak Presiden. Empat tahun kan? Empat tahun. Insya Allah bisa lebih cepat,” kata dia. Amran mengklaim, usai tercapai target swasembada, Indonesia tidak perlu lagi mengimpor beras sebagaimana yang selama ini dilakukan. “Kalau swasembada jangan impor lagi. Itu cari persoalan lagi.”