Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Karrtasasmita mengungkapkan, penjualan mobil wholesales (produsen ke dealer) pada Januari 2025 turun 11,3 persen secara tahunan (year on year). Penjualan mobil Januari 2025 tercatat sebesar 61.843 unit, lebih rendah dibandingkan penjualan Januari 2024 yang tembus 69.758 unit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tren ini melanjutkan kelesuan penjualan sepanjang 2024 yang hanya mencatatkan 865.723 unit atau turun 13,9 persen ketimbang tahun sebelumnya. Pada 2023, mobil yang terjual lebih tinggi, yaitu 1.005.802 unit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dengan kondisi market yang sedang lesu ini, kami semua stakeholders, termasuk pemerintah, perlu mencari terobosan-terobosan agar konsumen kembali bisa atau memiliki minat untuk belanja otomotif,” uajr Agus Gumiwang dalam keterangan tertulis, Ahad, 16 Februari 2025.
Pemerintah, ujar Agus Gumiwang, tak akan tinggal diam dengan kondisi ini. Ia mengatakan, pemerintah telah menerbitkan paket stimulus ekonomi pertama yang bertujuan menjaga daya beli masyarakat, termasuk mendukung sektor otomotif dan mendukung langkah menuju transisi hijau.
“Alhamdulillah, akhirnya pemerintah memutuskan untuk memberikan insentif mobil hybrid,” ujar politikus Partai Golkar.
Industri otomotif, ungkap Agus Gumiwang, selama ini memberikan kontribusi yang signfikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Sebab, di sektor ini ada backward linkage dan juga forward linkage, yang bisa memperkuat atau bisa memperlemah ekonomi nasional.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat angka penjualan mobil 2024 (year on year) mencapai 865.723 unit. Sementara pada 2023 mobil yang terjual lebih tinggi yaitu 1.005.802 unit. "Ada sedikit penurunan sekitar 15-16 persen," ujar Direktur Jenderal Industri, Logam, mesin, Transportasi dan Elektronika Kemenperin Setia Diarta pada Selasa, 11 Februari 2025.
Faktor utama yang menyebabkan penjualan di industri otomotif turun, ungkap Setia, adalah melemahnya daya beli masyarakat dan kenaikan suku bunga pada kredit kendaraan bermotor. Walhasil, penurunan berdampak negatif pada Produk Domestik Bruto (PDB).
Setia mengestimasi PDB otomotif menurun sebesar Rp 4,21 triliun pada 2024. Kemenperin mengusulkan insentif pajak penjualan barang mewah dan relaksasi pemberlakuan opsen pajak di 25 provinsi di Indonesia untuk menyiasati tantangan industri otomotif 2025.
Pilihan Editor: Mitsubishi X-Force, Mobil SUV Ala Perkotaan Hadir di IIMS 2025