Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara perihal merger antara BTN Syariah dan Bank Muamalat. Erick membenarkan kedua bank tengah membicarakan hal tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Erick mengatakan pihaknya telah berdiskusi dengan sejumlah pihak, seperti Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Kementerian Agama soal sinergi antara Bank Muamalat dengan BTN Syariah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"BTN Syariah dan Bank Muamalat sedang dalam proses pembicaraan, kalau lancar Maret 2024 rampung," kata Erick di kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Desember 2023.
Erick menjelaskan, merger kedua bank tersebut bisa menjadi alternatif bank syariah. Setelah merger, dia berharap, bank tersebut bisa masuk top 16 atau 10 besar bank syariah terbesar.
Sebelumnya, BTN merespons kabar akuisisi Bank Muamalat. Hal tersebut untuk merespons pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Reporting & Community Development Department Head BTN Arman Setiadi mengatakan, perseroan tengah mempersiapkan opsi untuk melakukan spin-off atau pemisahan unit usaha syariah (UUS). Dia menyebutkan, proses spin-off UUS menjadi badan usaha syariah atau BUS terus berjalan dengan mengkaji opsi paling efisien.
Opsi pertama, mendirikan perusahaan baru atau meminta lisensi baru untuk BUS. "Sedangkan opsi kedua melakukan akuisisi bank syariah yang sudah ada," kata Arman dalam surat penjelasan kepada BEI pada Senin, 13 November, dikutip dari laman keterbukaan informasi BEI.
Untuk melaksanakan opsi kedua, ujar dia, perseroan tengah menjajaki beberapa bank syariah yang ada. Namun, Arman tak menjelaskan bank syariah yang tengah dijajaki BTN. Selain itu, dia menyebutkan BTN terus berkomunikasi untuk mendapatkan penawaran terbaik.