Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menggelar simulasi penanggulangan dampak bencana gempa bumi megathrust di halaman Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Jumat, 4 Oktober 2024.
Simulasi ini digelar karena berdasarkan informasi dari BMKG, Kota Jakarta berpotensi menghadapi gempa megathrust dari dua zona, yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut, kata Kepala Sub Bagian Rumah Tangga Bagian Umum Kota Administrasi Jakarta Timur, Supriyatno.
Kegiatan itu diikuti 150 personel gabungan, terdiri dari Satuan Tugas BPBD, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Suku Dinas Perhubungan serta Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat).
Selain itu Sudin Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur hingga Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) di setiap gedung di lingkungan Kantor Wali Kota Jakarta Timur.
Ketua Sub Kelompok Pemberdayaan Masyarakat BPBD DKI Jakarta, Basuki Rahmat mengatakan, simulasi itu sebagai upaya membangun kesiapsiagaan bencana serta meminimalisir dampak yang diakibatkan oleh gempa.
"Ini simulasi secara mandiri di kantor pemerintah dan saat ini kita simulasikan di Kantor Wali Kota Jakarta Timur. Tadi juga sudah kita berikan beragam antisipasi jika terjadinya gempa," katanya.
Antisipasinya dimulai dari penyelamatan diri hingga evakuasi bagi para pegawai dan tamu di Kantor Wali Kota Jakarta Timur.
Supriyatno mengatakan, simulasi kesiapsiagaan bencana gempa bumi berjalan dengan baik. "Kita sudah siapkan dari beragam sarana dan personel dukungan dari tiap lantainya. Semoga ini dapat menjadi acuan dan berdampak baik dalam penyelamatan jika terjadi gempa megathrust," tuturnya.
Salah satu staf Bagian Umum dan Protokol Kota Administrasi Jakarta Timur, Awaludin mengaku mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam sigap bencana.
"Dari simulasi ini para pegawai dapat mengetahui beragam penyelamatan saat terjadi bencana," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Sub-kelompok kedaruratan dan penanganan pengungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jakarta, Wardaya, menyatakan dalam siniar bersama BNPB pada hari Senin bahwa simulasi serentak akan segera dilakukan guna mengurangi risiko bencana megathrust yang kini menjadi perhatian kembali.
“Dalam waktu dekat kami akan melakukan simulasi secara serentak, untuk mengurangi risiko bencana megathrust yang kembali menjadi perhatian,” kata Ardaya, dikutip dari Antara.
Wardaya menjelaskan bahwa berbagai skenario simulasi bencana telah disiapkan untuk menjangkau semua kalangan masyarakat, termasuk cara menghadapi bencana di rumah sakit, pemukiman padat penduduk, pasar, sekolah, dan gedung perkantoran.
Simulasi ini tidak hanya mencakup gempa bumi, tetapi juga teknik penyelamatan diri saat menghadapi kebakaran dan banjir. BPBD Jakarta bekerja sama dengan berbagai pihak seperti petugas pemadam kebakaran, Basarnas, dan tim ahli K3 dari perusahaan untuk melaksanakan pelatihan ini.
Wardaya juga menyebutkan bahwa akan ada surat edaran dari gubernur terkait pelaksanaan simulasi serentak ini. Ia menekankan bahwa simulasi bencana bukanlah hal baru di Jakarta, tetapi merupakan agenda rutin pemerintah daerah yang diatur melalui peraturan gubernur.
Potensi Gempa Megathrust
Wilayah Jakarta dan sekitarnya bisa terkena dampak gempa megathrust bersumber di zona subduksi Selat Sunda dengan potensi kekuatan Magnitudo 8,7. Gempa ini memiliki dampak guncangan kuat dan tsunami di Banten, Lampung, Jakarta, dan Jawa Barat mencapai skala intensitas kuat hingga sangat kuat dan menimbulkan kerusakan ringan hingga sedang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hasil pemodelan tsunami akibat gempa Mw8,7 di zona megathrust Selat Sunda menunjukkan bahwa tsunami dengan tinggi di atas tiga meter dapat terjadi dan dapat menjangkau pantai Jakarta sekitar dua jam setelah gempa," kata Penanggung Jawab Tim Diseminasi Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Septa Anggraini dalam dialog Kesiapsiagaan Provinsi DKI Jakarta Terhadap Ancaman Gempa Bumi Megathrust di Gedung BPBD DKI Jakarta, Selasa, 10 September 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Itu sebabnya, BMKG mengingatkan pentingnya investasi mitigasi terhadap kesiapsiagaan berbasis masyarakat dalam menghadapi potensi bencana gempa bumi megathrust di Jakarta.
"Ini perlu kita sikapi bagaimana kita menyiapkan mitigasinya, investasi mitigasi yang harus disiapkan, bukan menunggu korban," katanya.
Investasi ini untuk mitigasi agar mengurangi korban dan risiko. "Itu pembelajaran yang diambil gempa megathrust," kata Septa.
Pilihan Editor Soal Deflasi 5 Bulan, Ini Bedanya Pendapat Sri Mulyani dengan Pengusaha dan Pengamat