SETELAH delapan tahun go public, Miwon Indonesia mengubah bentuknya kembali menjadi perusahaan tertutup (go private). Daesang Corporation, yang menguasai 70,6 persen saham Miwon Indonesia, akan bertindak sebagai pembeli saham publik yang jumlahnya sekitar 25 juta lembar. Dalam prospektus penawaran tender yang diterbitkan Senin pekan lalu disebutkan, Daesang akan membeli saham publik pada harga US$ 1 per lembar atau sekitar Rp 8.900. Harga ini ditawarkan karena, pada saat Miwon Indonesia masuk bursa pada 1995, harga penawaran perdananya Rp 1.950 atau setara dengan US$ 1. Saat ini harga saham rata-rata Miwon hanya Rp 1.400, sedangkan berdasarkan konsultan independen harga wajarnya sekitar Rp 1.474-1.525. Sementara itu, nilai tukar dolar yang dipakai dalam transaksi ini adalah kurs tengah Bank Indonesia pada 20 Januari lalu (Rp 8.887).
Daesang memberikan harga penawaran yang tinggi karena Miwon Indonesia tidak pernah memberikan dividen sejak 1997, "Sehingga pemegang saham tidak mendapat manfaat dari kepemilikan sahamnya," demikian disebutkan dalam penawaran tender tersebut. Selain itu, jumlah pemegang saham publik Miwon Indonesia hanya di bawah empat persen. Dengan kondisi seperti itu, manajemen Miwon memutuskan menarik diri (delisting) dari Bursa Jakarta.
Produsen monosodium glutamat (MSG) ini didirikan pada 1974. Selama sembilan bulan pertama tahun lalu, Miwon Indonesia berhasil membukukan penjualan Rp 290 miliar dan laba bersih Rp 55,1 miliar. Sebagian besar laba ini disumbang karena keuntungan kurs. Kinerja Miwon ini membaik setelah sejak 1997 tak pernah membukukan keuntungan. Utang dalam valuta asing yang besar dan impor bahan baku yang besar menyebabkan Miwon Indonesia rentan terhadap perubahan kurs.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini