Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penerapan kebijakan biodiesel B40 di tahun ini berpotensi mengurangi ketersediaan sawit di dalam negeri. Ketidakseimbangan antara kebutuhan pangan dan energi dikhawatirkan dapat memicu kenaikan harga minyak goreng, seperti yang pernah terjadi pada 2022-2023.
Bahkan, harga MinyaKita sempat melambung, awalnya Rp 14 ribu per liter menjadi Rp 18 ribu pada November 2024. Kebijakan ini bisa mendorong kelangkaan minyak goreng sawit/CPO.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun jangan khawatir, berikut pengganti atau alternatif minyak goreng sawit yang lebih sehat dan dapat digunakan untuk memasak termasuk menggoreng, dilansir dari Health. Soal harga, tentu perlu pertimbangan yang berbeda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Minyak Zaitun
Minyak zaitun memiliki kandungan lemak tak jenuh tunggal (MUFA) yang lebih dominan dibandingkan lemak tak jenuh ganda (PUFA). Dikutip dari Health, komposisi minyak zaitun terdiri atas 69,2 persen MUFA, 9,07 persen PUFA, dan 15,4 persen lemak tak jenuh. Minyak zaitu lebih stabil dan minim menghasilkan senyawa berbahaya ketika dipanaskan.
Selain itu titik asap minyak zaitun mencapai 210 derajat celcius. Namun pada minyak zaitun yang melewati proses pemurnian alami, titik asap berkisar 160 hingga 170 derajat celcius. Selain itu, minyak zaitun juga kaya akan antioksidan dan memiliki ketahanan yang lebih baik dalam mencegah munculnya senyawa berbahaya seperti asam lemak bebas (FFA). FFA akan menjadi berbahaya ketika melewati proses oksidasi. Namun selama menjalankan aktivitas penggorengan dengan api kecil hingga sedang, minyak zaitun memiliki kandungan FFA terendah daripada minyak kanola dan kacang.
2. Minyak Alpukat
Minyak alpukat memiliki komposisi lemak yang seimbang, mengandung 70,6 persen MUFA, 13,5 persen PUFA, dan 11 persen lemak jenuh. Minyak ini memiliki titik asap yang tinggi, berkisar diatas 250 derajat celcius, cocok digunakan untuk memasak menggantikan minyak goreng dari kelapa sawit/CPO.
Minyak ini juga lebih tahan terhadap oksidasi dan lebih stabil, membuatnya sebanding dengan minyak zaitun. Dengan begitu minyak zaitun lebih aman dikonsumsi dibandingkan minyak lain yang lebih mudah mengalami degradasi akibat panas.
3. Minyak Kanola
Selain minyak alpukat, minyak yang cocok digunakan untuk menggoreng bahan makanan adalah minyak kanola. Namun ketika membeli, pastikan label menyertakan kandungan asam oleat yang tinggi, karena campuran minyak kanola dengan asam oleat tinggi lebih tahan panas. Minyak kanola mengandung 63,3 persen MUFA, 28,1 persen PUFA, dan 7,36 persen lemak jenuh. Selain itu, minyak kanola mempunyai stabilitas antioksidan yang tinggi dan mengandung senyawa yang aman.
4. Minyak Bekatul
Minyak bekatul juga dapat digunakan untuk menggoreng makanan. Memiliki antioksidan yang tinggi dan titik asap mencapai 232 derajat Celsius, minyak goreng jenis ini sangat baik digunakan dibandingkan minyak nabati lainnya. Dengan kandungan lemak yang seimbang, yaitu 39,3 persen MUFA, 35 persen PUFA, dan 19,7 persen lemak jenuh. Kandungan ini membuatnya lebihh tahan terhadap oksidasi dan pembentukan senyawa berbahaya ketika minya dipanaskan. Minyak bekatul juga dapat dicampur dengan minyak lain untuk meningkatkan kualitasnya.
Danil Aswara berkontribusi dalam artikel ini.
Pilihan editor: Deretan Respons Anak Buah Prabowo Soal MinyaKita Disunat, Zulhas: Penjarakan