Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

MOMEN

30 Agustus 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PASOKAN LISTRIK
PLN Kelola Listrik Bandara

PT PLN (Persero) akan ikut mengelola listrik Bandar Udara Soekarno-Hatta, setelah meneken nota kerja sama dengan PT Angkasa Pura II di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Rabu pekan lalu. Kerja sama ini akan mulai beroperasi dalam tiga bulan mendatang. Selama ini listrik di bandar udara yang mulai beroperasi 1985 dikelola sendiri oleh Angkasa Pura. Pengelolaannya disorot tajam setelah sempat padam dan mengganggu lalu lintas penerbangan pada 6 Agustus lalu. ”Urusan listrik kami serahkan langsung ke ahlinya,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S. Sunoko.

Meski sudah sepakat bekerja sama, kedua perusahaan pelat merah itu belum memutuskan opsi kerja sama yang akan direalisasi, termasuk perhitungan nilai investasi proyek ini. PLN menawarkan empat opsi, yakni sebatas supervisi, pengelolaan hingga gardu induk, pengelolaan hingga tegangan menengah 20 kilovolt yang berada di lingkungan bandara, dan tanggung jawab seluruh listrik bandara.

PLN berharap Angkasa Pura memilih opsi kedua atau ketiga. Kalau opsi keempat, ”Agak kompleks,” kata Direktur Utama PLN Dahlan Iskan. Yang jelas, dia menjamin pengelolaannya sama dengan standar dan kriteria keandalan di Istana Negara, yaitu zero tolerance atau tak menoleransi sedetik pun gangguan.

ANGGARAN
Agus Martowardojo Kritik Dewan

MENTERI Keuangan Agus Martowardojo mengkritik rumitnya pengurusan anggaran di Dewan Perwakilan Rakyat. Ini kritik pertama Agus kepada mitra kerjanya tersebut sejak dilantik menggantikan Sri Mulyani Indrawati pada 20 Mei 2010. ”Kita sudah setuju Anggaran Pendapatan dan Belanja Negaranya, tapi masih harus didiskusikan di komisi atau badan anggaran,” ujar Agus. ”Padahal masyarakat sudah menunggu,” katanya dalam rapat kerja dengan Komisi Perbankan dan Keuangan DPR, Rabu pekan lalu.

Menurut mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri ini, pemerintah dan Dewan seharusnya bisa menyepakati mekanisme pembahasan anggaran yang lebih jelas sehingga penyerapan anggaran tahun lalu yang hanya 90 persen tak terulang. Karena itu, dia mengusulkan ada pertemuan khusus mengenai pembahasan anggaran dengan Komisi Keuangan dan Perbankan. ”Bisa dalam bentuk panitia kerja,” katanya.

Anggota Komisi Keuangan dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Andi Rahmat, menyambut baik usul Menteri Keuangan itu. Menurut dia, selama enam tahun berada di Komisi Keuangan, baru kali ini ada menteri yang mengusulkan pembentukan panitia kerja untuk menentukan mekanisme pembahasan anggaran. ”Saya pikir ini semangat yang baik,” kata Andi pada saat rapat kerja.

AKSI KORPORASI
Lima Tanker Baru Pertamina

PT Pertamina (Persero) memesan lima tanker senilai US$ 87,38 juta (sekitar Rp 800 miliar) kepada empat galangan kapal dalam negeri, Kamis pekan lalu. Kelimanya akan menambah 190 kapal, termasuk 36 tanker, yang kini dioperasikan perusahaan minyak pelat merah itu untuk mengangkut minyak mentah, produk kilang, dan distribusi bahan bakar minyak serta elpiji.

Manajemen Pertamina berharap bertambahnya armada tanker akan meningkatkan efisiensi. ”Mengurangi ketergantungan terhadap kapal sewaan,” kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Jaelani Sutomo. Lima tanker yang dipesan terdiri atas dua kapal ukuran 17,5 ribu long ton dead weight (LTDW) produksi PT PAL Surabaya, satu kapal 6.500 LTDW dibangun oleh PT Dok dan Perkapalan Surabaya, serta dua kapal ukuran 3.500 LTDW masing-masing dibuat PT Dumas Tanjung Perak Shipyard Surabaya dan PT Daya Radar Utama Lampung. Targetnya semua kapal mulai beroperasi pada April hingga Desember 2012.

SUBSIDI ENERGI
BBM Bersubsidi Habis November

PERSEDIAAN bahan bakar minyak bersubsidi diperkirakan akan habis pada November mendatang. Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Tubagus Haryono mengungkapkan, proyeksi tersebut merupakan hasil perhitungan PT Pertamina.

Hingga akhir Juli, konsumsi minyak bersubsidi sudah mencapai 21,9 juta kiloliter, terdiri atas premium 13 juta kiloliter, minyak tanah 1,45 juta kiloliter, dan solar 7,38 juta kiloliter. Padahal jatah BBM bersubsidi tahun ini hanya 36,5 juta kiloliter. ”Apalagi pemakaian pada bulan puasa pasti meningkat,” katanya di Jakarta, Kamis pekan lalu.

Saat ini Tubagus mengaku sedang mengupayakan tambahan jatah BBM bersubsidi 5-10 persen dari jatah lama. Pengendalian konsumsi juga akan segera dilakukan. ”Kalau tidak berbuat apa-apa, bisa mencapai 41,5 juta kiloliter pemakaian,” katanya.

Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Jaelani Sutomo membenarkan perkiraan perseroan bahwa stok BBM bersubsidi akan habis sebelum waktunya. Persediaan BBM bersubsidi saat ini memang menipis dengan rata-rata konsumsi 3-4 persen per hari. Namun hingga saat ini Pertamina juga masih menunggu kebijakan pemerintah. ”Itu kewenangan pemerintah,” katanya.

BUMN
Setoran Dividen Dipotong

PEMERINTAH memangkas setoran dividen badan usaha milik negara mulai tahun depan. Menurut Menteri BUMN Mustafa Abubakar, kebijakan ini diambil untuk memberikan keleluasaan bagi perusahaan negara mengembangkan usaha dan memperoleh keuntungan setinggi-tingginya. ”Produktivitas tinggi akan menambah penerimaan pajak. Kami tidak lagi menekankan besarnya dividen,” katanya saat panen raya di Desa Beduyut, Kecamatan Bangodua, Indramayu, Jawa Barat, Senin pekan lalu.

Dalam nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2011, dividen interim perusahaan ditargetkan Rp 26,6 triliun, lebih kecil dari penarikan tahun ini yang Rp 29,5 triliun. Dalam dokumen nota keuangan RAPBN 2011, pemerintah akan menerapkan kebijakan penarikan dividen dengan pay-out ratio 50 hingga 60 persen.

Tapi ada perkecualian bagi sektor asuransi, yakni pay-out ratio-nya ditetapkan nol hingga 25 persen lantaran korporasi ini diarahkan menjadi organisasi nirlaba. Dispensasi serupa diberikan kepada perusahaan pelat merah di sektor kehutanan yang berhubungan dengan upaya pelestarian hutan.

EKONOMI MAKRO
Cadangan Devisa Terus Meningkat

CADANGAN devisa nasional akan menembus US$ 80 miliar pada akhir bulan ini. Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D. Hadad, jumlah yang setara dengan enam kali impor dan pembayaran utang luar negeri itu tertinggi pada tahun ini. ”Nilainya akan terus meningkat,” kata dia di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis pekan lalu.

Peningkatan cadangan devisa terus terjadi seiring dengan derasnya aliran dana asing ke Indonesia. Pada Juni lalu, cadangan devisa mencapai US$ 76,3 miliar dan bertambah lagi pada bulan berikutnya menjadi US$ 78,7 miliar. Pencapaian ini berakibat menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika hingga di bawah Rp 9.000 per dolar.

Cadangan devisa ini diharapkan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2011, cadangan devisa ditargetkan mencapai US$ 94,6 miliar. Lebih tinggi dibanding target tahun ini sebesar US$ 83,18 miliar.

INTERNASIONAL
Amerika Tutup Delapan Bank

OTORITAS perbankan Amerika menutup delapan bank pada akhir pekan lalu karena mengalami krisis likuiditas yang membelit lembaga-lembaga keuangan itu sejak beberapa tahun lalu. Penutupan secara serentak ini dilakukan di sejumlah negara bagian, seperti California, Virginia, Florida, dan Chicago.

Bank yang ditutup antara lain ShoreBank di Chicago. Bank yang terkenal dengan kegiatan filantropinya itu telah merugi hingga US$ 39,5 juta (Rp 367,3 miliar) pada kuartal kedua tahun ini akibat macetnya kredit perumahan. Aset US$ 1,54 miliar (Rp 14,3 triliun), simpanan senilai US$ 2,16 miliar (Rp 20,08 triliun) serta 15 kantor cabang akan dikelola Urban Partnership Bank, institusi keuangan baru bentukan konsorsium pembeli.

Selain ShoreBank, tujuh bank yang ditutup sampai kini masih ditangani lembaga penjamin simpanan setempat. Bank itu Community National Bank di Bartow, Florida, yang memiliki aset US$ 67,9 juta; Independent National Bank di Ocala, Florida, dengan aset US$ 156,2 juta; Butte Community Bank di Chico, California, dengan aset US$ 498,8 juta; Pacific State Bank di Stockton, California, dengan aset US$ 312,1 juta; Los Padres Bank di Solvang, California, dengan aset US$ 870,4 juta; Sonoma Valley Bank di California dengan aset US$ 337,1 juta; dan Imperial Savings and Loan Association di Virginia dengan aset US$ 9,4 juta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus