Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Nilai Tukar Rupiah Menguat, Gubernur BI: Lebih Baik dari India, Thailand, dan Filipina

Secara year to date, nilai tukar rupiah kemarin menguat 5,26 persen pada 17 April 2023 dari level akhir Desember 2022.

18 April 2023 | 15.50 WIB

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Perbesar
Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar rupiah menguat sejalan dengan kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia. Nilai tukar rupiah pada 17 April 2023 menguat sebesar 1,38 persen secara point to point dibandingkan dengan level akhir Maret 2023, didorong kuatnya aliran masuk modal asing di investasi portfolio.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Secara year to date (YtD), nilai tukar rupiah kemarin menguat 5,26 persen dari level akhir Desember 2022. “Lebih tinggi dibandingkan dengan apresiasi Rupee India sebesar 0,93 persen, Baht Thailand sebesar 0,71 persen, dan depresiasi Peso Filipina sebesar 0,22 persen,” ujar Perry dalam konferensi pers hybrid pada Selasa, 18 April 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ke depan, kata Perry, BI memperkirakan rupiah terus menguat sejalan dengan surplusnya transaksi berjalan. Termasuk karena berlanjutnya aliran masuk modal asing dipengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik. 

Perry mengatakan BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) serta memitigasi risiko rambatan ketidakpastian pasar keuangan global terhadap nilai tukar rupiah. 

“Kebijakan tersebut diperkuat dengan pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi Term Deposit Valas Devisa Hasil Ekspor sesuai dengan mekanisme pasar,” ucap Perry.

Selanjutnya: BI juga memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan....

BI juga memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia atau pada 17-18 April 2023. Perry menjelaskan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen, sementara suku bunga Deposit Facility sebesar 5 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50 persen. 

“Keputusan ini konsisten dengan stance kebijakan moneter yang pre-emptive dan forward looking untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan,” tutur Perry.

Menurut Perry, BI meyakini bahwa BI7DRR sebesar 5,75 persen memadai untuk mengarahkan inflasi inti terkendali dalam kisaran 3 plus minus 1 persen di sisa tahun 2023 serta inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) dapat kembali ke dalam sasaran 3 plus minus 1 persen lebih awal dari prakiraan sebelumnya.

Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah juga terus diperkuat guna mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation). “Dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global terhadap nilai tukar rupiah,” tutur Perry.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus