Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

November 2017, BBM Satu Harga Baru Terlaksana di 26 Titik

Realisasi program bahan bakar minyak satu harga per 1 November 2017 belum mencapai 50 persen dari target tahun ini.

3 November 2017 | 19.13 WIB

Warga dengan membawa jeriken bahan bakar minyak antre menyeberang dari Dermaga Teluk Kalong ke Dermaga Tanjung Harapan untuk membeli BBM di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, 15 Oktober 2017. Pemerintah melalui PT Pertamina Persero dengan program BBM Satu Harga meresmikan SPBU Modular Kecamatan Paloh. ANTARA
Perbesar
Warga dengan membawa jeriken bahan bakar minyak antre menyeberang dari Dermaga Teluk Kalong ke Dermaga Tanjung Harapan untuk membeli BBM di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, 15 Oktober 2017. Pemerintah melalui PT Pertamina Persero dengan program BBM Satu Harga meresmikan SPBU Modular Kecamatan Paloh. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Realisasi program bahan bakar minyak atau BBM satu harga per 1 November 2017 belum mencapai 50 persen dari target tahun ini. Pelaksana Harian Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Saryono Hadiwidjoyo mengatakan saat ini baru 26 penyalur yang beroperasi dari target 54 penyalur pada tahun ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Adapun 26 titik itu tersebar mulai dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

"Sebanyak 18 titik masih on-progress. Jadi sedang tahap pembangunan dan direncanakan tahun ini diresmikan," kata dia di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jumat, 3 November 2017.

Simak: Mengasuh BBM Satu Harga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, masih ada 10 titik lagi yang saat ini sudah direncanakan namun masih belum masuk ke tahap pembangunan. Sepuluh penyalur ini sedang dalam proses perizinan untuk bisa membangun stasiun penyalur.

Kendati demikian, BPH Migas Optimis target yang dicanangkannya hingga akhir tahun itu bakal segera tercapai. Anggota Komite BPH Migas Ibnu Fajar mengatakan pihaknya terus melakukan koordinasi bersama Pertamina, selaku badan usaha yang ditunjuk pemerintah menyalurkan BBM satu harga. "Kami selalu melakukan monitoring ke lapangan, semua sumber daya juga kami libatkan," ujarnya.

Selanjutnya mengenai perizinan, Ibnu mengatakan yang dimaksud adalah izin prinsip dan izin membangun selayaknya membuat bangunan baru. Apabila memang ada kendala mengenai pembangunan itu, dia berujar komite bakal langsung menemui bupati setempat agar segera ada percepatan.

Rencananya, kata Ibnu, dalam waktu dekat akan ada satu lembaga penyalur BBM satu harga diresmikan di Nusa Penida, Bali. "Selanjutnya, ada lagi peresmian 2 lembaga penyalur milik badan usaha swasta AKR itu di Kalbar," ujarnya.

Apabila program itu telah berjalan, nantinya harga BBM di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) bakal dibanderol sama seperti di daerah lainnya, Premium Rp 6.450 per liter dan Solar Rp 5.150 per liter.

Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2016 tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan Secara Nasional. Pemerintah menugaskan Pertamina merealisasikan BBM satu harga di seluruh wilayah Indonesia sejak 1 Januari 2017.

CAESAR AKBAR

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus