Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pamapersada Lakukan Diversifikasi Bisnis, Mulai Geothermal hingga Solar Panel

PT Pamapersada Nusantara atau PAMA mulai melakukan diversifikasi bisnis seiring target pemerintah mencapai net zero emission (NZE).

8 September 2023 | 07.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
PT Pamapersada Nusantara. pamapersada.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pamapersada Nusantara atau PAMA mulai bergerak menuju transisi energi seiring target pemerintah mencapai net zero emission (NZE) pada 2060. Diversifikasi bisnis pun menjadi langkah yang diambil kontraktor pertambangan batu bara tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"PAMA punya anak-anak usaha yang bergerak di bidang usaha ramah lingkungan untuk antisipasi jika suatu saat batu bara betul-betul tidak boleh digunakan," kata CSR Department Head PAMA Maidi Irvan dalam rangkaian acara media gathering di Balikpapan, Selasa, 5 September 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Maidi menuturkan PAMA merambah ke bisnis geothermal atau energi panas bumi melalui anak usahanya, PT Energia Prima Nusantara (EPN). Mereka mengakuisisi 40,47 persen saham PT Supreme Energy Sriwijaya (SES). Lokasinya berada di Muara Enim, Sumatera Selatan.

Selain itu, PAMA mulai masuk ke bisnis solar panel atau panel surya. Namun sebagai tahap awal, pemanfaatannya masih dilakukan di internal PAMA Group maupun induk perusahaannya, yaitu United Tractors dan Astra Group. Maidi mengatakan diversifikasi usaha menjadi keharusan. Apalagi perusahaan cenderung berbisnis batu bara yang merupakan energi penghasil polusi.

"PAMA sadar betul posisinya di mana," kata Maidi. "Kami hasilkan emisi yang besar. Mau jutaan orang bilang energi dibutuhkan manusia, batu bara bukan blue energy."

Lebih lanjut, External Department Head PAMA Gunawan Setiadi menuturkan bahwa diversifikasi usaha yang dilakukan PAMA masih dalam tahap investasi. Karena itu, langkah beralih menuju renewable energy atau energi terbarukan itu belum bisa maksimal menopang kinerja keuangan perusahaan. 

"Mungkin return-nya butuh waktu. Cuma, pasti ke depan akan lebih menjanjikan," kata Gunawan. "Atau mungkin 20 tahun lagi bakal beralih ke situ, ketika batu bara sudah bukan menjadi produk utama kami."

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus