Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pandemi Corona, Satelit Nusantara Dua Meluncur Sesuai Jadwal

Di tengah pandemi corona, peluncuran Satelit Nusantara Dua tetap sesuai jadwal, yakni awal April ini.

1 April 2020 | 13.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Satelit Nusantara Satu yang meluncur di Cape Canevaral, Florida, AS, Jumat, 22 Februari 2019. (psn.co.id)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah pandemi corona global, Satelit Nusantara Dua tetap siap diluncurkan ke orbit pada kuartal II/2020. Satelit ini dimiliki oleh perusahaan joint venture PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) bersama dengan PT Indosat Tbk. (ISAT) dan PT Pintar Nusantara Sejahtera (PNS), yakni PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS) 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Presiden Direktur PSNS Johanes Indri Prijatmodjo menmastikan komitmen untuk tetap meluncurkan satelit Nusantara Dua sesuai jadwal, di tengah tantangan yang terjadi saat ini yakni pandemi corona atau Covid-19. “Pada awal Maret 2020, kami telah menyelesaikan satellite pre-shipment review dan hasilnya dapat mengantar satelit untuk meluncur pada awal April, ” kata Johanes dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Rabu 1 April 2020.

Johanes menjelaskan, satelit Nusantara Dua tersebut bakal menggantikan satelit Palapa-D milik Indosat Ooredoo yang ada di 11 Bujur Timur. Nantinya satelit akan dioperasikan oleh PSNS untuk melayani kebutuhan akses internet broadband dan layanan broadcasting berkualitas tinggi.

Adapun, satelit yang dengan masa hidup hingga 15 tahun mendatang ini memiliki teknologi yang sama dengan pendahulunya, Satelit Nusantara Satu. Keduanya akan membawa Classic Fixed Satellite Service di C-band dan HTS di Ku-band.

Dengan begitu, tambah Johanes, satelit menjadi lebih efisien namun tetap memiliki nilai tambah pada kehandalan tautan. Satelit ini pun dapat dimanfaatkan untuk VSAT, broadcast, broadband, backbone, serta backhaul.

Satelit Nusatantara Dua ini memiliki kapasitas 20x36 MHz transponder C-band FSS dan 9.5 gigabits per second (Gbps) HTS, satelit dapat mencakup wilayah seluruh Indonesia, Asia Pasifik, hingga Australia untuk transponder C-band dan seluruh Indonesia untuk HTS. Satelit yang dibuat oleh China Great Wall Industry Corporation ini memiliki berat pada saat diluncurkan 5.550 kilogram dan bobot roket peluncurnya mencapai 425.800 kilogram.

Dalam kesempatan yang sama, Chief Business Officer Indosat Ooredoo Bayu Hanantasena mengatakan peluncuran satelit yang telah dibangun sejak 2017 ini akan melengkapi portofolio layanan Indosat Ooredoo Business. “Ini sejalan dengan strategi tiga tahun Indosat Ooredoo yang menjadikan B2B sebagai mesin pertumbuhan baru,” ujar Bayu.

BISNIS 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus