Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pasokan Berlebih, Semen Indonesia Lirik Pasar Ekspor

Pasokan semen di dalam negeri berlebih sehingga Semen Indonesia melirik pasar ekspor.

12 Desember 2018 | 09.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pekerja memasukan muatan semen ke atas kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, 27 April 2015. Mengacu data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), penjualan semen kuartal I-2015 hanya 13,6 juta ton. Angka ini turun ketimbang periode yang sama 2013 sebanyak 14,07 juta ton. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Banjarmasin - Kapasitas produksi semen di Indonesia melampaui kebutuhan nasional. Pelaksana Tugas Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Sigit Wahono mengatakan kapasitas produksi terpasang seluruh pemain semen di Indonesia 107.4 juta ton per tahun. Sedangkan konsumsi atau kebutuhan tahun 2017 hanya 66,3 juta ton.

Simak: Penuhi Kebutuhan Semen,PT Timah Gandeng PT Semen Baturaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia memperkirakan hingga akhir tahun konsumsi hanya sekitar 71 juta ton tahun. ”Terdapat kelebihan produksi semen karena sampai Oktober 2018 ini kenaikan konsumsi hanya 5.1 persen,” kata Sigit di Banjarmasin, Kalimantan Tengah, Selasa malam, 11 Desember 2018. Perseroan merencanakan beberapa langkah untuk mengatasi masalah kelebihan produksi semen itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Yang akan dilakukan adalah meningkatkan hiilirisasi produk sebesar 10 persen," ujar dia. Hilirisasi produk di antaranya berupa pruduk beton Semen Indonesia precast, mortar, dan ready mix. Hilirisasi ini juga telah dilakukan oleh Holcim Indonesia yang telah diakuisisi oleh perseroan pada tahun ini.

Menguasai market share nasional sebesar 39 persen pasar nasional, perseroan sedang menjajaki kemungkinan perluasan pasar ekspor. Di antaranya memperkuat penjualan di pasar Asia Tengah, yakni di Srilanka dan Bangladesh. Ekspor ke pasar Asia Tengah ini berupa terak atau semen setengah jadi dan semen jadi. "Merek Semen Indonesia kuat di Srilanka."

Semen Indonesia juga sedang menjajaki ekspor ke Australia. Australia, kata Sigit, sedang menghentikan produksi semennya. Pesaing berat Semen Indonesia di Australia adalah Cina. "Harga kompetitor sangat bersaing," kata Sigit.

Menurut Sigit, ekspor Semen Indonesia sebesar 2,5 juta ton pada tahun ini. Angka ini naik 52 persen dibandingkan dengan angka ekspor pada Oktober 2017.

Akan halnya di pasar nasional, perseroan akan memperkuat jaringan distribusi. Usaha ini sebenarnya tidak mudah karena kompetisi pasar semen yang ketat di antaranya dengan produsen semen asing. Ketatnya kompetisi di pasar semen nasional ini menyulitkan Semen Indonesia memimpin pasar. "Semen Indonesia sulit menjadi market leader lagi," kata Wahyu, salah satu distributor semen Indonesia di Banjarmasin.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus