Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Kota Payakumbuh, Sumatra Barat menyasar Arab Saudi sebagai salah satu pasar internasional untuk produk rendang khas Payakumbuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Walikota Payakumbuh Erwin Yunaz mengatakan pemda setempat sudah melakukan promosi produk rendang dengan mengikuti pameran produk haji dan umrah di Komjen RI Jeddah, Arab Saudi pada 24-26 Januari lalu.
“Kami promosikan randang Payakumbuh, dan kami mendapatkan sambutan positif dari pengusaha setempat,” katanya, Selasa 29 Januari 2019.
Menurutnya, sejumlah pelaku bisnis makanan dan travel di Saudi tertarik dengan produk rendang asal Payakumbuh tersebut, dan berencana untuk melakukan pertemuan lanjutan untuk kerjasama.
Dia mengatakan dari promosi perdana itu, beberapa pengusaha di Timur Tengah itu sudah menyatakan tertarik membeli produk rendang untuk kebutuhan haji dan umrah.
Saat ini, kata dia, produksi randang Payakumbuh sudah di atas 1 ton per hari, dan potensial untuk terus ditingkatkan. Mengingat Payakumbuh juga didukung sebagai daerah sentra peternakan sapi dan memiliki rumah potong hewan (RPH) berkapasitas besar.
Dia mengatakan pasar ekspor produk randang untuk wilayah Saudi sangat potensial. Apalagi, Indonesia merupakan negara terbesar penyumbang jemaah haji yang mencapai 221.000 orang tahun lalu serta 1,2 juta jemaah umrah.
Belum lagi jemaah asal negara Islam lainnya, seperti Malaysia dan negara – negara Asia Selatan, Timur Tengah maupun Eropa yang menyukai produk randang.
“Potensi jemaah haji dan umrah itu adalah peluang besar yang perlu dimaksimalkan untuk memasarkan produk randang,” ujarnya.
Sebelumnya, Pemkot Payakumbuh mempromosikan brand ‘Payakumbuh City of Rendang’ sebagai jualan untuk meningkatkan daya tarik daerah.
Walikota Payakumbuh Riza Falepi mengatakan terdapat sedikitnya, 37 sentra industri rendang atau IKM yang memproduksi rendang di daerah itu. Total produksi melebihi 1 ton per hari.
“Rata – rata setiap IKM yang ada di Payakumbuh memproduksi 31 kilogram randang per hari, kalau dikalkulasikan seluruh IKM bisa produksi 1.147 kilogram per hari, lebih dari 1 ton,” katanya. “Dengan produksi sebanyak ini, rasanya cukup sebagai modal awal untuk menjadikan Payakumbuh sebagai Kota Rendang."
Untuk pengembangan industri rendang yang berorientasi ekspor, Pemkot Payakumbuh menjalin kerjasama dengan BPOM Padang dan Batan dengan menyediakan teknologi retouch agar kualitas rendang terjaga dengan baik.