Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Kalangan pedagang di Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta turut merasakan tren penurunan omzet selama tiga bulan terakhir di tengah maraknya fenomena jual beli online atau e-commerce.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Penurunan (omzet) jualan itu terasa sejak Juli kemarin sampai sekarang (akhir September), mungkin kalau dihitung (penurunan omzet) sampai 50 persen lah," kata seorang pedagang kain batik di Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta Nur Husnul Khotimah Senin 25 September 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Meski lorong utama Pasar Beringharjo masih tampak lumayan padat dikunjungi awal pekan ini, namun di sejumlah lorong, lapak lapak sisi utara dan selatan tampak sepi. Sejumlah lapak juga tampak masih tutup meski hari beranjak siang.
Nur yang juga kalangan pedagang menduga, penurunan omzet itu salah satunya karena para pembeli beralih ke platform jual beli online atau e-commerce berbasis media sosial.
"Ya lama lama memang agak sepi (kunjungannya), sejak banyak yang live-live seperti Shopee, Tiktok itu," kata dia.
Padahal, kata Nur, pada bulan bulan seperti ini di tahun tahun sebelummya, pasar itu selalu ramai kunjungan dan omzet penjualan bisa diandalkan.
Pembeli membandingkan harga di platform online
Kalangan pedagang termasuk Nur, sebenarnya juta sudah mencoba membuka lapak (membuat akun) dan berjualan di sejumlah marketplace. Namun jika harus disertai aksi jualan secara live, ia mengaku kesulitan.
"Tidak ada waktunya (untuk live) karena di sini kan harus berjaga kalau ada pengunjung datang," kata dia.
Nur berharap pemerintah bisa mengatasi situasi ini. Misalnya pemerintah bisa mengatur dan memilah, kira kira produk apa saja yang bisa diperjualbelikan di e-commerce dan mana produk yang bisa diakses ke pedagang di pasar tradisional seperti itu.
"Kalau memungkinkan ada batasan produk (yang bisa dijual online dan offline), kalau semua bisa (dijual) secara online, ya pedagang pasar tradisional begini yang kena dampak, apalagi semua pedagang kan tidak bisa main (live) seperti itu," katanya.
Hal serupa dirasakan pegawai toko tas Pasar Beringharjo Yuliani. Dagangannya beberapa bulan terakhir juga mengalami penurunan omzet meski tak sampai seperti yang dialami para pedagang kain.
"Pembeli kan kadang juga membandingkan harga di (platform) online dan yang di pasar, kalau orang yang malas tawar menawar, mereka akan pilih beli yang di Tiktok biar lebih praktis," kata Yuliani.
PRIBADI WICAKSONO