Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Batam - Masalah kelangkaan gas LPG 3 kilogram di Batam tidak teratasi, meskipun Pemerintah Kota Batam sudah menggelar operasi pasar di beberapa kecamatan. Langkanya gas melon ini juga mengancam tutupnya beberapa usah kecil masyarakat di Kota Batam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pantauan Tempo.co, Sabtu siang, 21 September 2024 terlihat beberapa warga di daerah Botania, Kota Batam kesulitan mencari pangkalan yang menjual gas melon. Beberapa pangkalan juga mengaku tidak memiliki stok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah seorang warga, Dilla, 29 tahun mengatakan, sudah mencari gas melon di beberapa pangkalan dan eceran tetapi tidak tersedia. "Saya juga sudah ke Pasar Jodoh tidak ada juga. Padahal masakan saya belum selesai ini," kata ibu rumah tangga itu.
Ia tidak ikut pasar murah karena stok gasnya masih tersedia ketika pasar digelar. "Nggak tahu ini mau masak pakai apa ini," katanya.
Beberapa pedagang di Pasar Botania juga mengeluhkan langkanya gas melon tersebut. "Ini (gas saya) sudah hampir habis juga, sudah cari kemana-mana, tidak ada," kata Sari pedagang gorengan di Pasar Botania.
Sari melanjutkan, jika stok gas tak kunjung ada ia akan tutup jualan. "Kalau tak dapat hari ini, besok tutuplah, mau gimana lagi," katanya.
Langkanya gas melon juga dimanfaatkan oleh beberapa pedagang eceran, untuk menaikan harga. Salah satunya pedagang eceran yang berada di Pasar Jodoh, ia menjual gas melon seharga Rp45.000 padahal harga eceran normalnya hanya Rp21.000. "Rp45 ribu bang, kalau mau ambil," kata salah seorang pedagang tersebut kepada Tempo. Terlihat ada sekitar 5 tabung gas melon baru yang tersusun di depan warungnya.
Kelangkaan gas melon ini sudah terjadi beberapa hari sebelumnya. Pemerintah sudah menggelar pasar gas melon, serta Pertamina juga menambah stok gas yang diperuntukan masyarakat miskin tersebut.