Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Pembangkit Listrik Sampah Jatibarang Beroperasi Oktober 2018

Progres pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah Jatibarang kini masih dalam tahap persiapan operasional.

28 Juni 2018 | 18.58 WIB

Pekerja melakukan penutupan permukaan sampah dengan geomembran, pada proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) gas metana, di tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang, Semarang, Jawa Tengah, 25 Mei 2018. Proyek PLTSa yang menempati lahan seluas 9 hektar dengan perkiraan akan menghasilkan energi listrik sebesar 0,8 megawatt tersebut ditargetkan selesai pada Oktober 2018. ANTARA
Perbesar
Pekerja melakukan penutupan permukaan sampah dengan geomembran, pada proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) gas metana, di tempat pembuangan akhir (TPA) Jatibarang, Semarang, Jawa Tengah, 25 Mei 2018. Proyek PLTSa yang menempati lahan seluas 9 hektar dengan perkiraan akan menghasilkan energi listrik sebesar 0,8 megawatt tersebut ditargetkan selesai pada Oktober 2018. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu proyek pembangunan di Kota Semarang, Jawa Tengah, dalam penyediaan pasokan energi, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Jatibarang, ditargetkan beroperasi pada Oktober 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Saat ini perkembangan pembangunan PLTSa Jatibarang masih dalam tahap persiapan operasional. Progresnya sudah 70 persen," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang Gunawan Saptogiri di Semarang, Kamis, 28 Juni 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pembangkit listrik tersebut dibangun di sekitar areal Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang Semarang yang pengoperasiannya memanfaatkan limbah sampah yang ditampung di tempat itu untuk diolah menjadi tenaga listrik.

Gunawan menjelaskan, saat ini masih menunggu pengiriman mesin dari Spanyol yang diharapkan bisa sesuai jadwal sehingga rencana pengoperasian PLTSa tersebut bisa direalisasikan pada Oktober mendatang.

"Lahannya kurang lebih seluas 9 hektare, kan juga sudah diratakan dengan tanah. Ini masih menunggu mesin dari Spanyol. Pemilihan mesin dari Spanyol menyesuaikan kapasitas gas metana yang dihasilkan," katanya.

Gas metana dihasilkan dari pengolahan sampah yang kemudian menghasilkan panas untuk pengoperasian PLTSa, lanjut dia, sementara kapasitas gas metana diperkirakan menghasilkan listrik sekitar 1,2 megawatt (MW).

"Nantinya, listrik yang dihasilkan dari pengoperasian PLTSa ini akan dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) yang akan bekerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk penjualannya," kata Gunawan.

Menurut dia, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Jatibarang merupakan bantuan dari Pemerintah Denmark dengan nilai Rp 45 miliar yang menempati lahan seluas 9 ha dengan anggaran pembebasan lahan sebesar Rp 9 miliar.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus