Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DUA episentrum akan membuat pasar keuangan bergoyang-goyang di pekan pertama November ini. Keduanya membawa sentimen yang sangat bertolak belakang. Di Amerika Serikat, pemilihan umum 3 November mengusung hawa kecemasan. Sebaliknya, pasar di Hong Kong dan Shanghai sedang berselimut nuansa pesta besar. Investor gegap gempita menyambut masuknya Ant Group ke bursa saham, cuma dua hari seusai pemilu Amerika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika ukurannya hasil jajak pendapat, hampir pasti Joe Biden akan memenangi pemilihan presiden Amerika. Partai Demokrat, yang saat ini sudah menguasai Kongres, juga diprediksi memperkokoh kekuasaannya dengan memenangi mayoritas kursi di Senat. Pasar kini berharap-harap cemas mengantisipasi pergeseran kekuasaan yang begitu drastis dan berdampak luas itu. Salah satu pertanyaan yang mengemuka adalah ke mana arah kebijakan Amerika terhadap Tiongkok, dari soal geopolitik hingga perdagangan, setelah Presiden Donald Trump lengser?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Secara umum, analis menilai ketegangan politik akan mereda dan kegentingan pertikaian dagang pun berkurang. Itu bisa membawa sentimen positif buat pasar negara-negara berkembang. Namun, secanggih apa pun prediksi, tetap ada setitik kemungkinan muncul kejutan, seperti Trump terpilih lagi. Kejadian lain yang kemungkinannya lebih besar adalah munculnya sengketa hukum tentang hasil pemilu. Jika Trump menolak kekalahan, sebagaimana ancamannya selama ini, pasar bisa menggelegak terseret ketidakpastian.
Krisis politik yang sedemikian serius belum pernah terjadi di Amerika, yang hingga saat ini masih menyandang status sebagai ekonomi terbesar di dunia. Mata uangnya pun masih menjadi jangkar kepercayaan investor di seluruh alam raya. Kemelut politik dan krisis karena tak mulusnya suksesi kekuasaan dapat menggerus keyakinan pasar akan masa depan sistem finansial global.
Dalam kondisi yang begitu tak menentu di Amerika, masuknya Ant Group ke pasar Shanghai dan Hong Kong menunjukkan kontras yang sangat tajam. Ant adalah perusahaan teknologi finansial asal Cina yang dalam waktu sangat singkat mampu bertransformasi menjadi lembaga keuangan terbesar di dunia. Awalnya, Ant merupakan unit pengelola Alipay, platform pembayaran digital terbesar di Cina milik raksasa e-commerce Alibaba. Alipay melayani segala macam transaksi, dari sekadar secangkir kopi hingga aset properti. Sama dengan OVO atau GoPay di sini.
Setelah memisahkan diri, ekspansi Ant meluas sangat jauh dan sangat cepat, menjangkau bisnis asuransi hingga berbagai produk investasi. Valuasinya kini US$ 315 miliar, mengalahkan bank raksasa Amerika seperti Chase & Co dan JP Morgan, yang sudah eksis lebih dari seabad. Pasar juga heboh karena Ant menggelar penawaran saham perdana dengan nilai US$ 34,5 miliar, terbesar sepanjang sejarah.
Valuasi sebesar itu membuat harga Ant tidak bisa dibilang murah. Harga per sahamnya 68,8 yuan di Shanghai dan HK$ 80 di Hong Kong. Harga ini setara dengan 36 kali lipat proyeksi keuntungan per saham pada 2021, jauh di atas rasio rata-rata sebesar 10,27 kali berdasarkan data per Juni 2020.
Harga mahal seolah-olah bukan faktor penting. Tetap saja investor dari seluruh penjuru dunia berebut mendapatkan saham Ant. Nama besar seperti Temasek Holdings, lembaga investasi milik pemerintah Singapura, juga ikut menyerbu. Permintaan yang masuk begitu membeludak sampai-sampai masa penawaran harus ditutup lebih cepat. Data terakhir, di Shanghai terjadi kelebihan permintaan hingga 870 kali lipat dari jumlah saham yang akan dilepas.
Dahsyatnya penjualan saham Ant tidak hanya semata menyilaukan karena angka-angka raksasa itu. Sebuah perubahan sejarah yang sangat signifikan sepertinya sedang berlangsung. Kita tengah menyaksikan meluruhnya dominasi Amerika di pasar global. Penjualan saham terbesar sepanjang sejarah kini berlangsung di luar Wall Street, tak bergantung pada investor Amerika. Ketika Amerika makin dalam terseret kemelut politik dan masih tertatih-tatih berusaha melepaskan diri dari belitan wabah Covid-19, semut Cina mengambil langkah raksasa yang menggegerkan dunia.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo