Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pengusaha Imbau Diversifikasi Pasar Ekspor Akibat Tarif Trump 32 Persen. Bagaimana Langkahnya?

Indonesia di urutan ke delapan di daftar negara terkena kenaikan tarif Trump dengan besaran 32 persen. Diversifikasi pasar ekspor jadi jalan keluar?

6 April 2025 | 19.01 WIB

Deretan kapal pengangkut peti kemas tengah melakukan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis, 25 April 2024. Kinerja ekspor Indonesia lanjut menguat 16,40 persen atau sebesar USD 22,43 miliar pada bulan Maret 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Deretan kapal pengangkut peti kemas tengah melakukan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis, 25 April 2024. Kinerja ekspor Indonesia lanjut menguat 16,40 persen atau sebesar USD 22,43 miliar pada bulan Maret 2024. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Anggawira mengimbau pemerintah mempercepat perjanjian dagang dengan negara-negara Uni Eropa, Timur Tengah dan Afrika, untuk mendiversifikasi pasar ekspor sehingga dapat mengurangi ketergantungan ke Amerika Serikat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal tersebut untuk merespons kebijakan Presiden AS Donald Trump yang mengenakan tarif dasar dan bea masuk baru kepada banyak mitra dagang, termasuk Indonesia yang terkena tarif Trump timbal balik sebesar 32 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Percepat perjanjian dagang dengan Uni Eropa, Timur Tengah, dan Afrika agar ketergantungan kepada AS berkurang," kata Anggawira saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis, 3 April 2025.

Anggawira menyebut diversifikasi pasar ekspor dengan akselerasi perjanjian dagang adalah kebijakan yang perlu dipertimbangkan untuk jangka menengah. Dalam jangka pendek, kata dia, pemerintah perlu meyakinkan pelaku pasar dengan komitmen untuk menjaga stabilitas dan kepercayaan pasar, di antaranya dengan intervensi di pasar keuangan dan stimulus bagi dunia usaha terdampak.

Perluasan sasaran dagang, kata dia, juga dapat dilakukan dengan mengoptimalkan perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP). RCEP adalah blok perdagangan di Asia Pasifik yang melibatkan 15 negara dengan porsi sepertiga dari total ekonomi global. "Mengoptimalkan pemanfaatan perjanjian RCEP untuk meningkatkan ekspor ke Asia-Pasifik," kata Anggawira.

Menurut dia, Pemerintah Indonesia perlu merespons cepat dan tepat kebijakan Trump yang disebut pemimpin negara adi daya itu sebagai "Hari Pembebasan". Respons tepat dan cepat pemerintah akan memberi dampak nyata bagi pengusaha, katanya."Jika tidak ada langkah konkret, ketidakpastian ekonomi bisa semakin dalam dan berdampak negatif," lanjut dia.

Diversifikasi Pasar Ekspor

Dilansir dari artikel berjudul Strategi Diversifikasi Ekspor untuk Perekonomian Negara Berkembang (2024) dijelaskan bahwa diversifikasi ekspor merupakan strategi untuk memperluas basis produk dan pasar ekspor agar mengurangi risiko dan ketidakpastian yang terkait dengan ketergantungan pada sektor ekspor tunggal. Strategi ini dapat meningkatkan stabilitas pendapatan negara, menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan daya saing global.

Dengan memperluas basis produk dan pasar ekspor, negara-negara tersebut dapat meningkatkan stabilitas pendapatan, menciptakan peluang baru   untuk   pertumbuhan   ekonomi, dan mengurangi  ketimpangan ekonomi antar berbagai segmen masyarakat.


Manfaat Diversifikasi Ekspor

  • Meningkatkan stabilitas pendapatan: Diversifikasi ekspor dapat membantu negara-negara   berkembang   mengurangi   risiko   terkait   fluktuasi   harga komoditas dan permintaan pasar global.

  • Menciptakan peluang pertumbuhan: Dengan memperluas basis produk dan pasar ekspor, negara-negara berkembang dapat menghasilkan pendapatan tambahan dan menciptakan lapangan kerja baru.

  • Mengurangi ketimpangan ekonomi: Diversifikasi ekspor dapat membantu dalam mendistribusikan manfaat ekonomi secara lebih merata di seluruh masyarakat.

Tantangan dalam Diversifikasi Ekspor:

  • Biaya dan waktu: Proses diversifikasi ekspor membutuhkan investasi yang besar baik dalam hal sumber daya manusia maupun infrastruktur, serta memerlukan   waktu   yang   cukup   lama   untuk   menghasilkan   hasil   yang signifikan.

  • Tantangan pasar: Persaingan yang sengit di pasar global dan proteksionisme perdagangan dapat menjadi hambatan bagi upaya diversifikasi ekspor.

  • Faktor   internal:   Kekurangan   infrastruktur,   kebijakan   perdagangan   yang tidak kondusif, dan ketidakpastian politik juga dapat menghambat upaya diversifikasi ekspor.


Langkah-langkah untuk Mendorong Diversifikasi Ekspor:

  • Pengembangan   infrastruktur:   Investasi   dalam   infrastruktur   yang mendukung produksi, distribusi, dan pemasaran produk ekspor baru menjadi penting.

  • Kebijakan yang mendukung: Kebijakan perdagangan yang inklusif, regulasi yang kondusif, dan insentif untuk inovasi dan investasi dapat membantu mendorong diversifikasi ekspor.

  • Kolaborasi dan kerja sama: Kerja sama regional dan internasional dapat membuka akses pasar baru dan memfasilitasi transfer teknologi.

Pilihan Editor: Sejumlah Pihak Desak Pemerintah Lakukan Negosiasi Soal Tarif Trump 32 Persen

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus