Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

PepsiCo Investasi Rp 3,04 T, Bahlil: Tidak Benar Indonesia Hanya Mengurus Negara Tertentu

Bahlil Lahadalia mendukung investasi PT PepsiCo Indonesia Foods and Beverages atau PepsiCo di Indonesia.

1 September 2023 | 10.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (kemeja putih) meresmikan peletakan batu pertama pembangunan pabrik PepsiCo di Cikarang, Jawa Barat, Rabu (30/8/2023). (ANTARA/Ade Irma Junida)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mendukung investasi PT PepsiCo Indonesia Foods and Beverages atau PepsiCo Indonesia di Indonesia. Adapun perusahaan asal Amerika Serikat itu resmi berinvestasi sebesar US$ 200 atau Rp 3,04 triliun untuk membangun pabrik makanan ringan di Cikarang, Jawa Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia menilai hal ini membuktikan bahwa Indonesia tidak melakukan diskriminasi dalam menerima investasi asing

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Artinya Indonesia terbuka akan investasi dari berbagai negara. Tidak benar bahwa Indonesia hanya mengurus negara tertentu saja," kata Bahlil dalam keterangannya, Kamis, 31 Agustus 2023.

Dia pun menegaskan Indonesia akan terus membuka ruang bagi investasi dari semua negara yang akan masuk. Menurut Bahlil, pembangunan pabrik ini adalah langkah yang sangat strategis. Ia menilai hal ini sejalan dengan fokus pemerintah yang sedang mendorong hilirisasi industri, tidak hanya pada sektor pertambangan, minyak dan gas, namun juga sektor makanan. 

Ia mengatakan pembangunan pabrik milik PepsiCo di Indonesia adalah bentuk hilirisasi yang komprehensif. Pasalnya, PepsiCo dapat menyerap bahan baku pertanian milik masyarakat lokal. Selain itu, menurutnya, bisa terjadi penetrasi pasar dalam negeri maupun global melalui ekspor bersertifikat halal.

Bahlil juga mendorong agar investasi PepsiCo melibatkan pengusaha lokal serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mengisi rantai pasok maupun rantai logistik. Selain menambah pendapatan negara dan penciptaan lapangan kerja, dia berharap investor besar bisa hidup berdampingan dan besar bersama-sama dengan pengusaha setempat. 

Pabrik memanfaatkan bahan baku hasil pertanian lokal 

Sebab, menurut Bahlil, pemerintah bukan hanya menilai dari berapa besar investasi masuk bagi pemerintah indonesia, tapi berapa besar dampak investasi bagi masyarakat. "Kolaborasi antara investor besar dan pengusaha lokal adalah kata kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi secara maksimal,” ujar Bahlil. 

Investasi PepsiCo merupakan tindak lanjut dari kunjungan kerja Bahlil ke Amerika Serikat pada Juni lalu serta pertemuan sebelumnya di Davos. Berdasarkan data realisasi Kementerian Investasi/BKPM pada semester I tahun 2023, nilai investasi Amerika Serikat di Indonesia menempati peringkat kelima dengan nilai US$ 1,6 miliar.

Sementara itu, CEO Asia Business Unit PepsiCo Parinya Kitjatanapan menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Indonesia, karena telah diberikan berbagai kemudahan berusaha dalam merealisasikan investasinya di Tanah Air . Parinya juga mengatakan bahwa pabrik di Cikarang ini rencananya akan berproduksi pada awal 2025 dan mengutamakan pasar domestik terlebih dahulu dengan ambisi ekspor di masa mendatang. 

Dia berujar pabrik tersebut akan memanfaatkan bahan baku hasil pertanian lokal termasuk kentang, jagung, dan bahan dasar bumbu untuk produk kami. "Untuk itu, kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dengan pemerintah serta masyarakat untuk memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tuturnya.

PepsiCo merupakan perusahaan global produsen berbagai makanan dan minuman yang telah hadir di lebih dari 200 negara. Sejak tahun 2019, BKPM mencatat bahwa PepsiCo telah berpartisipasi dalam pengembangan komunitas petani Indonesia, antara lain di Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Aceh serta Kabupaten Siak, Pelalawan, dan Bengkalis di Provinsi Riau. 

Fasilitas manufaktur PepsiCo Indonesia ini merupakan yang pertama dibangun di Indonesia. Ia mengklaim pabrik itu akan beroperasi dengan menerapkan prinsip keberlanjutan lingkungan dan akan menggunakan sumber listrik terbarukan. Pabrik yang akan dibangun di atas lahan seluas 60.000 m2 ini nantinya akan memproduksi sejumlah produk makanan ringan.

RIANI SANUSI PUTRI 

Riani Sanusi Putri

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus