Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Osaka - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping telah sepakat untuk bernegosiasi ulang terkait perang dagang. Hal ini disampaikan Trump kepada wartawan di sela-sela pertemuan dengan pemimpin dunia di KTT G20, Osaka Jepang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Minimal pertemuan itu akan produktif. Kami akan melihat apa yang kemudian akan terjadi dan apa yang bisa dihasilkan," kata Trump seperti dikutip Reuters, pada Ahad, 30 Juni 2019. Seperti diberitakan Reuters, pertemuan antara Trump dengan Jinping berlangsung selama satu jam.
Trump mengatakan pertemuan itu telah berada di jalur yang seharusnya. Dia mengatakan prioritas pertemuan itu adalah untuk mencapai kesepakatan dua arah guna meningkatkan perekonmian Amerika Serikat.
Selain itu, Trump juga mengatakan pemerintah AS akan menunda sementara pemberlakuan kenaikan tarif baru kepada Cina. Seperti diketahui sebelumnya, Trump mengumumkan akan menambah kenaikan tarif baru terhadap barang asal Cina senilai US$ 300 miliar.
"Saya berjanji, setidaknya untuk saat ini kami tidak akan menaikkan tarif. Kami tidak akan melakukan itu," kata Trump kepada wartawan pada konferensi pers penutupan KTT G20, seperti dikutip dari CNN, Ahad 30 Juni 2019.
Kendati demikian, Trump melanjutkan, pemerintahannya tidak akan menghapus pengenaan tarif yang telah dilakukan. Adapun pada akhir 2018, pemerintahan Trump telah memutuskan untuk menaikkan biaya tarif tambahan senilai US$ 250 miliar kepada Cina.
Selain itu, dalam konferensi persnya, Trump mengatakan pemerintah AS akan memperbolehkan perusahaan AS menjual produk mereka kepada Huawaei. Dia mengatakan, keputusan ini dilakukan supaya perusahaan AS bisa tetap beroperasi.
Lebih jauh Trump menyebut keputusan ini sangat rumit karena menyangkut teknologi yang hanya bisa diproduksi oleh AS. "Saya katakan tidak apa-apa, kami akan menjual terus produk tersebut," katanya dalam konferensi pers saat penutupan pertemuan di Osaka.
REUTERS