Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN), Nixon Napitupulu mengatakan saat ini ada kelebihan permintaan di segmen rumah subsidi. Di sisi lain, permintaan untuk rumah kategori menengah justru disebut mengalami perunan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau rumah subsidi, hari ini di kami yang sudah dapat keputusan kredit tapi belum bisa kami KPR lebih dari 25 ribu, total nasionalnya 46 ribu. Apakah itu bukan over demand?” kata Nixon di sela diskusi Percepatan Penyaluran Program 3 Juta Rumah di Jakarta Pusat, Jumat, 29 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, Nixon mengatakan pelambatan justru terjadi di segmen rumah kelas menengah dan atas. Rumah-rumah yang cenderung mahal, kata dia, permintaannya relatif stagnan. “Yang turun itu di ticket size tertentu, di menengah,” ujarnya.
Pada forum yang sama, Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan Merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, mengatakan kondisi real estate yang menurun ini terlihat dari penjualan properti di pasar primer yang turun pada triwulan III 2024 -7,14 persen yoy dari capaian periode sebelumnya 27,30 persen yoy. "Demand terhadap perumahan menurun. Padahal seharusnya bisa lebih besar," kata Dian.
Dian mengatakan pertumbuhan harga properti, terutama tipe kecil dan menengah, terjadi karena spekulasi dan kebiasaan konsumen yang menjadikan properti sebagai investasi untuk dijual kembali di masa depan. Padahal, kata dia, baiknya pembelian rumah dijadikan untuk sarana tempat tinggal.
Selain itu, ia juga menyoroti upah minum yang belum bisa mendorong daya beli masyarakat untuk rumah hunian. Sehingga, kata dia, perlu ada penyesuaian dan insentif yang diberikan. "Kami dari OJK dan BI sedang melakukan adjustment dari finance, terhadap kebijakan pemerintah agar kami bisa memberikan bantuan terhadap sektor perumahan ini," ucapnya.
Sebelumnya, Dirut BTN Nixon Napitupulu juga menyoroti melemahnya penjualan rumah segmen menengah ke atas saat Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI pada Rabu, 13 November 2024 lalu. Menurutnya, penjualan rumah yang sedang ke atas sedang mengalami penurunan karena masalah harga jual. “Karena yang kita potret itu harga jual, karena harga jual itu penting, sebagian masyarakat menganggap rumah adalah investasi,” ujarnya.